Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) US$ 27 juta tahun ini.
Perry B. Slangor, sekretaris Perusahaan Toba Bara menuturkan, anggaran capex tahun ini seluruhnya diambil dari kas internal perusahaan. Sebab, kas dan setara kas Toba Bara per 30 September 2012 masih terisi US$ 39,27 juta.
Toba Bara akan menggunakan belanja modal ini untuk mengembangkan infrastruktur salah satu anak usaha, PT Admitra Baratama Nusantara. Rencananya, Adimitra akan membangun jalan distribusi batubara (hauling) di tahun ini. "Ini untuk membangun conveyor di sana juga," imbuh Perry, Jumat (18/1).
Ekspansi ini juga untuk menopang produksi maupun penjualan batubara perusahaan. Tahun ini, Toba Bara mengincar produksi 5,8 juta - 6,4 juta ton batubara. Target itu naik 5,45%-16,4% dibanding produksi 2012 yang diproyeksikan sebanyak 5,5 juta ton. Produksi batubara dari tiga anak usaha yaitu Adimitra, PT Trisensa Mineral Utama dan Toba Bumi Energi.
Pasar batubara hasil produksi Toba Bara untuk ekspor. Ada tiga negara tujuan utama yaitu Taiwan, China dan Korea Selatan. "Sejauh ini belum ada negara tujuan ekspor yang baru," jelas Perry.
Toba Bara juga akan mengakuisisi tambang batubara. Pada saat penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) pertengahan 2012, manajemen Toba Bara menyatakan sedang mengincar tiga - empat tambang.
Tambang tersebut terletak di Kalimantan Timur. Toba Bara menginginkan tambang yang memiliki cadangan batubara 10 juta - 20 juta ton.
Namun, progres akuisisi tersebut belum ada kemajuan. Perry bilang, mereka belum mendapatkan tambang sesuai kualifikasi. Imbasnya, Perry belum bisa menentukan kapan akuisisi tambang bakal dieksekusi Toba Bara.
Manajemen Toba Bara juga enggan membeberkan target penjualan maupun laba bersih yang ingin mereka raih di 2013. Ini terkait erat dengan fluktuasi harga batubara dunia yang terjadi sejak pertengahan tahun lalu.
"Kami hanya menetapkan target produksi saja," kilah Perry. Jika berkaca pada laporan keuangan per 30 September 2012, kinerja keuangan Toba Bara memang jauh dari memuaskan.
Toba Bara hanya meraih penjualan senilai US$ 283,36 juta, melorot 19,68% dibandingkan akhir kuartal III 2011. Imbasnya, laba bersih Toba Bara per 30 September 2012 hanya senilai US$ 17 juta, terjun 82,28% dibandingkan periode sama 2011 senilai US$ 95,98 juta.
Jumat (18/1), harga saham TOBA ditutup turun 5% menjadi Rp 950 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News