Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas menambahkan, bisnis rumah sakit akan tetap menjanjikan ke depannya. "Mengingat kebutuhan akan kesehatan menjadi prioritas," jelasnya.
Soekarno melihat dari data penyakit bersumber Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang mengalami peningkatan. Diantaranya Obesitas menjadi 21.8% dari 14,8%, Pneumonia menjadi 2% dari 1.6%, Kanker menjadi 1.8% dari 1.4%, Stroke menjadi 7% dari 1.4%. Adapun gangguan ginjal kronis menjadi 3.8% dari 2%, Diabetes menjadi 8.5% dari 6.9%.
Baca Juga: BPJS Kesehatan Kesulitan Membayar Tagihan, tapi Emiten Terus Tambah Rumahsakit
Begitu juga dengan penyakit Hipertensi menjadi 34.1% dari 25.8% dan Penyakit Mental menjadi 7% dari 1.7%. Sukarno bilang melihat data tersebut itu artinya seiring peningkatan penyakit prospek emiten rumah sakit akan positif. Dengan demikian kinerjanya juga akan bagus selain adanya peningkatan orang yg sakit, kesadaran akan kesehatan juga akan meningkat.
Di antara beberapa emiten yang ada, Sukarno menilai MIKA paling berprospek. Dilihat dari sisi dalam menciptakan rasio net profit margin MIKA mencatatkan rasio tertinggi di antara lainnya.
Rinciannya rasio NPM MIKA 22.61%, PT Sarana Meditama Metropolitan (SAME) 6.18%, HEAL 4.17% dan SILO 0.26%. Begitu juga rasio ROE MIKA menjadi yg terbaik.
Rasio ROE MIKA 15.78%, HEAL 11.01%, SAME 4.97% dan SILO 0.25%. Dilihat dari PE MIKA dan HEAL masih di bawah rata2 dan masih murah.
Baca Juga: Phapros (PEHA) optimistis raup pertumbuhan bisnis di atas 20%, begini caranya
Kendati demikian, Sukarno tetap menyarankan emiten rumah sakit lain yakni HEAL yang juga menarik. Sukarno merekomendasikan beli saham MIKA dengan target harga Rp 2.800 dan HEAL Rp 3.660.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News