Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) memulai tahap awal pengoperasian Pabrik Feronikel Halmahera Timur (Haltim) di Maluku Utara. Operasional tahap awal ini ditandai dengan burner-on atau proses pemanasan tungku pembakaran (furnace) pada Jumat (7/7), sebelum diberikan aliran arus listrik.
Setelah proses burner-on dilakukan, ANTM akan melakukan switch on furnace Pabrik Feronikel Haltim.
Pabrik ini akan memiliki kapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi). Nantinya, setelah Pabrik Feronikel Haltim ini beroperasi secara penuh, Pabrik Feronikel Haltim akan mendukung produksi feronikel dari Pabrik Feronikel Kolaka di Sulawesi Tenggara yang berkapasitas 27.000 TNi, sehingga emiten pelat merah ini akan memiliki portofolio kapasitas produksi feronikel terpasang sebesar 40.500 TNi.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 9.000 Menjadi Rp 1.059 Per Gram Pada Sabtu (8/7)
“Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) merupakan salah satu perwujudan hilirisasi mineral yang dilakukan ANTM dalam rangka mendukung penguatan industri mineral di Indonesia. Kami berharap seluruh rangkaian commissioning pabrik akan berjalan lancar sehingga dapat segera memberikan manfaat bagi Perusahaan,” kata Direktur Pengembangan Usaha ANTM, I Dewa Wirantaya dalam siaran pers, Sabtu (8/7).
Asal tahu, ANTM menargetkan volume produksi dan penjualan feronikel di tahun 2023 masing-masing sebesar 27.201 ton nikel dalam feronikel (TNi). Jumlah ini tumbuh 12% dari capaian produksi unaudited feronikel tahun 2022 sebesar 24.334 TNi dan capaian penjualan unaudited tahun 2022 sebesar 24.210 TNi.
Emiten pertambangan logam tersebut menargetkan pendapatan dan laba bersih tahun ini akan tumbuh konservatif alias sama dengan tahun lalu.
Salah satu penyebabnya adalah melemahnya harga komoditas. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Aneka Tambang Elisabeth RT Siahaan melihat mengatakan harga komoditas logam pada kuartal pertama memang masih cukup tinggi. Namun, manajemen melihat adanya penurunan harga komoditas pada kuartal kedua ini.
Baca Juga: Sepanjang Perdagangan IHSG Berada di Zona Merah, Cek Saham yang Banyak Dilego Asing
“Jadi untuk tahun 2023 kami cukup konservatif bahwa target pendapatan mungkin tidak terlalu jauh dengan apa yang kita capai di tahun lalu,” kata Elisabeth.
Pun demikian dengan laba bersih yang diproyeksi sama dengan tahun lalu. Sebab, selain adanya penurunan harga komoditas logam, ANTM juga melihat harga komoditas energi masih cukup tinggi.
Namun, ANTM melihat capaian kinerja sejauh ini masih cukup baik. ANTM membukukan laba bersih Rp 1,66 triliun, tumbuh 13% dari laba periode berjalan kuartal pertama 2022 sebesar Rp 1,47 triliun.
Kenaikan laba bersih ANTM sejalan dengan kenaikan pendapatan, dimana pada kuartal pertama 2023, total penjualan ANTM tercatat sebesar Rp 11,59 triliun, meningkat 19% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 9,75 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News