Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan lonjakan pertumbuhan laba bersih pada tiga bulan pertama 2025, menjadi catatan laba kuartalan tertinggi sepanjang sejarah perseroan.
Pada kuartal I 2025, ANTM mencetak laba bersih sebesar Rp 2,32 triliun, melonjak hingga 325,9% secara kuartalan (qoq) dan bahkan melesat 1.003,3% secara tahunan (yoy).
Menurut Analis OCBC Sekuritas Devi Harjoto, pertumbuhan laba bersih yang kuat itu utamanya didukung oleh volume penjualan bijih nikel yang lebih tinggi. Selain itu, Devi juga menilai ANTM telah mampu mengoptimalisasi biaya dengan lebih baik.
Baca Juga: Kontribusi Antam ke Negara Tembus Rp4,8 Triliun, Naik 43% Dikerek Emas dan Hilirisasi
“Tercermin dari turunnya beban pokok pendapatan sebesar 4,6% qoq,” sebut Devi dalam riset 15 Mei 2025.
Memang, ANTM mencatat beban pokok penjualan yang cenderung lebih rendah di level Rp 22,51 miliar pada periode ini.
Di samping itu, beban operasional ANTM turun 57,8% secara kuartalan menjadi Rp 945,12 juta, sehingga margin EBITDA berhasil naik dari 1,9% pada kuartal IV 2025 menjadi 11,4% pada kuartal I 2025.
Menurut Devi, optimalisasi biaya menjadi kunci ANTM mempertahankan kinerja positifnya hingga akhir tahun nanti. Nah, demi menekan biaya pengeluaran, Devi bilang ANTM telah mengamankan sejumlah kemitraan yang bakal menguntungkan perseroan.
Pertama, kemitraan strategis dengan Freeport. Devi menyebut, ini memungkinkan ANTM melakukan pengadaan emas domestik alih-alih melakukan impor.
“Sehingga berpotensi mendukung ekspansi margin dan peningkatan arus kas, terutama karena tidak adanya bea impor,” jelas Devi.
Selanjutnya, kemitraan dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Dalam kerja sama ini, ANTM mendapat pasokan listrik ke smelter Kolaka berkapasitas 27.000 ton per tahun miliknya. Alhasil, perseroan dapat menghemat biaya listrik.
Baca Juga: Raih Kinerja Impresif, Cek Rekomendasi Saham Aneka Tambang (ANTM)
“Berkat langkah optimalisasi biaya dari kemitraan terbaru, kami tetap optimistis bahwa ANTM akan mencapai profitabilitas yang lebih baik, terutama dalam hal margin dan arus kas,” jelas Devi.
Proyeksinya, margin EBITDA perusahaan akan mencapai 8% sepanjang 2025. Dus, laba diprediksi bisa mencapai Rp 5,7 triliun di akhir tahun nanti, meningkat hingga 57% secara yoy.
Maka dari itu, Devi menaikkan target harga saham akhir tahun ANTM dari Rp 1.750 menjadi Rp 3.000 per saham. Ia merekomendasikan buy dengan pandangan optimistis terhadap pertumbuhan penjualan yang tetap positif hingga akhir tahun.
Selanjutnya: Mulai 1 Juni, KAI Hadirkan Kereta Suite Class Compartment di KA Argo Bromo Anggrek
Menarik Dibaca: Mulai 1 Juni, KAI Hadirkan Kereta Suite Class Compartment di KA Argo Bromo Anggrek
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News