kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.620.000   14.000   0,87%
  • USD/IDR 16.305   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.109   35,72   0,50%
  • KOMPAS100 1.044   5,37   0,52%
  • LQ45 824   5,99   0,73%
  • ISSI 212   -0,11   -0,05%
  • IDX30 427   5,07   1,20%
  • IDXHIDIV20 512   6,64   1,31%
  • IDX80 119   0,49   0,41%
  • IDXV30 122   1,03   0,85%
  • IDXQ30 140   1,68   1,21%

Ancaman naiknya pasokan menekan harga CPO


Jumat, 23 Oktober 2015 / 15:28 WIB
Ancaman naiknya pasokan menekan harga CPO


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) kembali terkoreksi setelah mencatat level tertinggi dalam dua pekan. Kenaikan sebelumnya seiring dengan melemahnya nilai tukar ringgit menjelang rapat anggaran keuangan Malaysia.

Mengutip Bloomberg, Jumat (23/10) pukul 14.28 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Januari 2016 di Malaysia Derivative Exchange turun 1,7% ke level RM 2.329 per metrik ton. Penurunan ini terjadi setelah harga naik dalam tiga sesi terakhir. Selama sepekan harga CPO naik 1,1%.

Ariston Tjendra, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan melemahnya nilai tukar ringgit membantu kenaikan harga CPO lantaran membuat komoditas ini menjadi lebih murah.

Namun, CPO kembali tertekan setelah ada perkiraan naiknya pasokan akibat kenaikan produksi di Semenanjung Malaysia.

Paramalingam Supramaniam, Direktur Pelindung Bestari, broker di Selangor memperkirakan cadangan CPO Malaysia bisa meningkat menjadi 2,9 juta - 3 juta metrik ton per akhir Oktober.

Hal ini bisa terjadi jika permintaan terus melambat sementara kenaikan produksi terus terjadi. Per akhir September, cadangan CPO Malaysia sudah mencatat rekor tertinggi sebesar 2,63 juta metrik ton. "Berita proyeksi kenaikan cadangan bisa berpengaruh ke pergerakan harga," ujar Ariston.

Ariston melihat, permintaan CPO oleh China sebagai salah satu konsumen terbesar sulit menanjak mengingat negara tersebut mengalami perlambatan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi China di kuartal III-2015 sebesar 6,9% turun dari kuartal sebelumnya 7%.

Namun, ada harapan dari permintaan India dan Eropa. "Pertumbuhan ekonomi India cukup stabil, sebesar 7% di kuartal kedua tahun ini. Tahun lalu pertumbuhan ekonomi India hanya sekitar 6% dan 4% di tahun 2013," imbuhnya. Sementara Eropa sedag gencar meningkatkan permintaan CPO sebagai bahan campuran biodiesel.

Ariston menduga harga CPO dalam jangka panjang bisa kembali berotot. Hal tersebut didukung oleh kekhawatiran supply akibat badai El Nino. Para pedangan di Kuala Lumpur memperkirakan El Nino akan terjadi hingga Februari 2015.

Pemerintah Indonesia sebagai salah satu produsen CPO terbesar pun menurunkan proyeksi cadangan CPO tahun 2016 menjadi 33 juta ton dari sebelumnya 33,5 juta ton.

Selain itu, mulai tahun depan pemerintah juga mewajibkan campuran bahan bakar nabati pada BBM sebesar 20%. "Jika program ini berjalan bisa membantu meningkatkan permintaan CPO di dalam negeri sehingga pasokan untuk ekspor mungkin berkurang," lanjut Ariston.

Sepekan ke depan, pergerakan mata uang Ringgit akan menjadi sentimen utama bagi harga CPO.

Di samping itu, pada pekan depan ada pertemuan Federal Open Market Committe (FOMC) sehingga pelaku pasar akan fokus pada kejelasan suku bunga The Fed. Data-data dari AS seperti new home sales, consumer confidence, dan goods trade balance akan turut menjadi perhatian sebelum pengumuman suku bunga The Fed Kamis pekan depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×