kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Analis: Sektor properti bisa jadi saham-saham unggulan Sinar Mas


Minggu, 18 Agustus 2019 / 21:00 WIB
Analis: Sektor properti bisa jadi saham-saham unggulan Sinar Mas


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas emiten Grup Sinar Mas menorehkan kenaikan harga saham sepanjang 2019 ini. Secara sektoral, semua saham-saham properti perusahaan konglomerasi ini menghijau.

Sebut saja PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) yang naik 98,74% year to date (ytd) ke level Rp 316 per saham hingga Jumat (16/8). Lalu, PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) naik 54,33% ytd ke Rp 6.775, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) naik 47,96% ytd ke Rp 19.975, dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)  naik 7,57% ytd ke level Rp 1.350 per saham.  

Sementara itu, produsen pulp dan kertas Sinar Mas, yakni PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) dan PT Pabrik Kerta Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) menunjukkan penurunan harga. Saham INKP turun 34,85% ytd  ke level Rp 7.525 per saham dan TKIM turun 5,41% menjadi Rp 10.500.

Baca Juga: Catatkan kenaikan harga, ini rekomendasi analis untuk saham emiten Grup Sinar Mas

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, harga saham properti Grup Sinar Mas berpeluang untuk naik lagi ke depannya. Alasannya, bisnis properti mulai berada dalam tren naik setelah "mati suri" sejak 2018 lalu. 

Menurut Hans, pertumbuhan ini berasal dari sentimen penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. Penurunan ini memacu masyarakat untuk mengajukan kredit perumahan. Menurut dia, saham-saham sektor properti akan terus terdorong naik jika pemerintah kembali menurunkan suku bunga acuan BI.

”Kalau bunga bisa turun menjadi 6% ini cukup bagus untuk sektor properti. Apalagi bagi BSDE yang masih cukup punya banyak landbank,” kata dia di Jakarta, Jumat (16/8).  

Baca Juga: Mumpung Perang Dagang, Sinar Mas Agro (SMAR) Bidik Pasar Ekspor CPO ke China

Hans juga melihat saham emiten kawasan industri seperti DMAS masih berpeluang untuk terus naik. Menurut dia, pembangunan infrastruktur oleh pemerintah yang terus berlanjut menjadi sentimen positif untuk saham-saham kawasan industri.

Untuk saham produsen pulp dan kertas pada tahun ini memang terkondolidasi karena harga kertas yang menurun dibanding tahun lalu. Meskipun begitu, Hans melihat harga kertas bisa menjadi lebih mahal ke depannya karena masyarakat semakin lebih memilih plastik.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×