kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Analis: Sektor konsumer FMCG bisa cemerlang tahun ini


Selasa, 13 Maret 2018 / 22:04 WIB
Analis: Sektor konsumer FMCG bisa cemerlang tahun ini
ILUSTRASI. Pasar modal


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham yang masuk dalam indeks LQ45 melemah belakangan ini. Tak heran, year to date (ytd), indeks LQ45 minus 2,07%.  Lucky Bayu Purnomo, analis Danareksa Sekuritas menilai, sektor pertambangan pada tahun lalu tumbuh gemilang, namun  pada tahun ini, diprediksi sektor tersebut cenderung terkoreksi.

Justru, katanya, emiten konsumer yang pada tahun ini berpeluang memiliki kinerja yang baik dan jadi primadona. “Karena ini mengikuti tren inflasi. Inflasi Indonesia bisa dibilang masih rendah,” kata Lucky di Bursa Efek Indonesia, Selasa (13/3).

Lucky memprediksi, pada tahun ini inflasi bisa bertumbuh. Hal itu disinyalir bisa menjadi sentimen positif bagi emiten konsumer, khususnya fast moving consumer goods (FMCG) seperti INDF, ICBP, UNVR, dan AISA. Dasar fundamental, inflasi yang diprediksi masih terkendali dan berpotensi tumbuh, bisa menyegarkan kinerja sektor konsumer.

Ia memperkirakan, Bank Indonesia masih market friendly terkait kebijakan suku bunga. Dengan kata lain, meski The Federal Reserve ingin menaikkan suku bunga acuan, BI masih bisa mempertahankan. INDF, ICBP, dan AISA dinilai menarik.

Selain konsumer, dia memperkirakan, sektor perbankan pada tahun ini masih menarik. Emiten seperti BBCA, BBRI, BBNI, dan BMRI cenderung menarik. Namun, Lucky menyarankan untuk mengindari BBTN, karena dinilai sulit bergerak.

Tahun ini, bank juga dinilai lebih market friendly, sehingga, bisa menjadi sektor kedua yang menjadi pilihan. “Jadi bukan karena mereka menurunkan suku bunga, tapi pasar melihat sektor yang indikator perubahannya cukup kuat,” paparnya.

Terkait dengan tahun politik, kedua sektor ini juga dinilai paling menonjol. Untuk itu, Lucky menyarankan investor bisa mengoleksi saham-saham sektor tersebut. “Ketika Pemilu, kedua sektor ini bisa menjadi pilihan. Selebihnya dapat dihindari,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×