Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
Kemudian, katalis positif selanjutnya yaitu rencana Kementan mendorong integrator untuk mengoptimalkan pemotongan di rumah potong hewan unggas (RPHU) dengan menambah waktu operasional pemotongan menjadi 15 jam per hari. Hal ini bertujuan untuk menjaga stabilitas harga DOC.
“Sebaliknya, yang menjadi sentimen negatif jika rupiah melemah dan harga bahan bakunya terjadi peningkatan sehingga bisa terjadi peningkatan cost of revenue,” jelasnya, Jumat (31/1).
Baca Juga: Meneropong prospek emiten poultry CPIN, JPFA dan MAIN di tahun 2020
Ia melihat, ada beberapa emiten poultry yang menarik untuk dilirik, seperti Malindo Feedmill (MAIN) dan Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA). Ia berpendapat, MAIN dan JPFA menarik karena secara valuasi keduanya tengah menurun.
Meski begitu, ia belum bisa merekomendasikan investor untuk beli dalam jangka menengah ataupun jangka panjang saham-saham tersebut. “Karena kondisi tren harga saat ini dalam tren penurunan. Masih ada peluang turun lagi dan bisa dapat harga lebih diskon lagi,” tambahnya.
Makanya, dia menyarankan investor untuk trading jangka pendek saham MAIN. Ia bilang, jika harga menguat dan menguji level 920, maka investor bisa trading buy dengan target terdekat 970.
Baca Juga: Saham Blue Chip Sektor Tambang dan Konsumsi Masih Menarik Untuk dilirik
Sebaliknya, jika tidak mampu menguji dan malah breakdown support 860, ada kemungkinan harga turun lebih dalam lagi ke level support selanjutnya di level 620. Pada penutupan perdagangan Jumat (31/1), saham MAIN dibanderol di harga 895. Dari awal tahun, saham MAIN sudah melemah 10,95%.