kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.210   -85,00   -0,52%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Analis sarankan lirik saham konstruksi & properti


Minggu, 10 September 2017 / 13:54 WIB
Analis sarankan lirik saham konstruksi & properti


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Penurunan BI 7-Days Repo Rate oleh Bank Indonesia Agustus lalu, nyatanya juga diiringi penurunan harga saham emiten perbankan. Meski saham bank masih prospektif di 2018 nanti, analis menyarankan investor jangka panjang untuk melirik saham konstruksi dan properti.

Menengok sebulan ke belakang, harga saham beberapa emiten bank mulai turun. Contohnya, saham Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turun 0,66%, Bank Danamon Tbk. (BDMN) turun 3,20%, Bank Bank Bukopin Tbk. (BBKP) juga turun 1,64% .

Analis OSO Sekuritas Riska Afriani menilai, penurunan harga saham bank dipengaruhi sentimen turunnya pengembalian dana pihak ketiga (DPK). Meski demikian, secara umum Riska melihat bahwa saham perbankan masih prospektif.

Apalagi di 2018 mendatang target pertumbuhan ekonomi pemerintah lebih tinggi. Hanya saja perlu awas bahwa pemerintah sempat merevisi target pertumbuhan ekonomi tahun ini. Sehingga masih mungkin berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi tahun depan.

Karena itu, untuk saat ini Riska lebih menyarankan investor dengan modal besar dan rencana investasi jangka panjang untuk melirik saham konstruksi dan properti terlebih dahulu. Pasalnya harga saham di sektor tersebut masih tergolong murah.

Beberapa saham konstruksi yang ada di catatan Riska adalah PTPP dengan potensi kenaikan harga 67%, WIKA dengan potensi kenaikan harga 53%, serta ADHI dengan potensi kenaikan harga 35%.

Untuk investor ritel, Riska memperkirakan bisa masuk di saham sektor tambang, yang mana kenaikan sahamnya terbilang musiman. “Di ritel bisa ke second liner atau third liner yg belum lebih banyak kenaikannya,” tambah Riska, Jumat (8/9) lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×