kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Analis: Ada 11 dari 20 saham LQ 45 yang layak beli


Jumat, 08 September 2017 / 21:42 WIB
Analis: Ada 11 dari 20 saham LQ 45 yang layak beli


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - Mengutip data Bloomberg Jumat (8/9), konsensus analis masih merekomendasikan buy untuk 11 dari 20 saham teratas yang masuk dalam kategori LQ45. Sembilan saham lainnya direkomendasikan hold atau sell.

Beberapa saham yang masih direkomendasikan buy menurut konsensus analis antara lain ADRO, ASII, BBNI, dan BBRI. Adapun beberapa saham yang cenderung direkomendasikan hold atau sell antara lain BBCA, BMRI, HMSP, ICBP, dan UNVR.

Analis OSO Sekuritas Riska Afriani sepakat bahwa saat ini harga saham-saham LQ45 memang relatif cukup tinggi. Menilik konsensus analis di Bloomberg, menurut Riska beberapa saham LQ45 sudah mendekati nilai wajarnya (fair value), bahkan sudah melampaui nilai wajar.

“Kalau diperhatikan saham LQ45 dari awal tahun sudah naik 10,53%. Sementara return IHSG juga 10,68%. Jadi kalau kita liat memang LQ 45 inilah yang menjadi pendorong indeks,” tutur Riska, Jumat (8/9).

Saat ini, Riska menilai investor asing yang masuk sejak awal tahun sudah mulai melakukan profit taking. Sementara itu, investor domestik cenderung melirik saham lapis kedua dan ketiga. Selama net sell asing terus berlanjut, Riska mempredisikan pergerakan IHSG tak akan begitu atraktif.

Hal ini juga berpengaruh kepada saham LQ45. Beberapa saham menurut Riskan masih bisa menguat hingga akhir tahun nanti. Hanya saja potensi penguatan tersebut ia nilai masih relatif terbatas.

“Jadi kalau kita buat secara akumulasi , saya melihat bahwa LQ45 sampai akhir tahun kenaikannya lebih sempit, di kisaran 2%-3%. Itu juga kalau sesuai target IHSG kita bisa di 5.950-6.000,” tutur Riska.

Sejalan, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai bahwa sebagian valuasi saham LQ45 saat ini memang terkartegori mahal. Hal ini pun menurut Hans membuat absorb potensi nya terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi terbatas.

Dari sisi fundamental Hans melihat bahwa secara umum pertumbuhan emiten hingga saat ini cukup bagus. Hans mencatat secara umum emiten mencatat rata-rata pertumbuhan emiten mencapai 11%-12%.

“Tapi memang kenaikan harganya udah lumayan dari beberapa tahun terakhir. Ini harga sahamnya mungkin tidak akan bisa naik sangat banyak sekali. Memang kita menunggu koreksi untuk akumulasi beli lagi,” tutur Hans.

Dengan demikian, Hans lebih banyak merekomendasikan hold untuk saham-saham yang menjadi catatannya, seperti Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), Astra International Tbk (ASII), dan Bank Mandiri Tbk (BMRI). Tak ketinggalan beberapa saham rokok seperti Gudang Garam Tbk. (GGRM) dan H M Sampoerna Tbk (HMSP).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×