CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Analis: Saham calon emiten laris manis karena prospek jangka panjang


Jumat, 13 September 2019 / 19:33 WIB
Analis: Saham calon emiten laris manis karena prospek jangka panjang
ILUSTRASI. Suasana IPO PT Telefast Indonesia (TFAS)


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua calon emiten yang akan melantai di busa saham yakni PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) dan PT Bhakti Agung Propertindo Tbk (BAPI) telah melewati masa penawaran umum. Saham dua calon emiten ini digandrungi investor baik asing maupun lokal. Sejumlah analis menilai larisnya saham ini dipengaruhi prospek perusahaan untuk jangka panjang.

Sebagai informasi Telefast adalah perusahaan digital yang fokus mengelola bidang sumber daya manusia (SDM) secara digital. Telefast menggabungkan perangkat Human Resources Information System (HRIS), man power supply specialist, dan digital job application.

Dalam masa penawaran umum TFAS mengalamai kelebihan permintaan (oversubscribed) 235 kali untuk pooling atau 7,4 kali dari total penawaran.  

Baca Juga: Sejumlah saham IPO calon emiten laris manis di masa penawaran umum

Kemudian, Bhakti Agung Propertindo (BAPI) adalah perusahaan properti yang fokus proyeknya di pinggiran Jakarta seperti di Ciledug, Tangerang, dan Banten. Adapun proyek yang dibangun adalah apartemen tipe menengah ke bawah yakni Green Cleosa.

Dalam masa penawaran umum, saham BAPI oversubscribed 9,7 kali.

Vice President Artha Sekuritas Frederick Rasali lebih mencermati saham BAPI karena bergerak di sektor properti.

“Walaupun saat ini sektor properti sedang kemungkinan investor tertarik membeli karena prospek jangka panjangnya ditambah proyek BAPI berada di lokasi yang strategis,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (13/9).

Menurut Frederick, nantinya saham properti akan kena sentimen positif tidak hanya dari tren penurunan suku bunga saja. Sebab menurut dia, suku bunga bukan menjadi pemacu industri properti. Sudah terbukti beberapa tahun Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan, penjualan residensial masih lesu.

Sentimen lain yang bisa membuat sektor ini bergairah karena peningkatan pendapatan (disposable income) masyarakat. Frederick bilang hal ini akan lebih menentukan keputusan membeli properti residensial baik itu rumah tapak maupun hunian vertikal seperti apartemen.

Baca Juga: Tawarkan saham perdana, oversubscribed Bhakti Agung Propertindo capai 9,7 kali

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menambahkan investor mungkin membeli saham-saham ini karena harga penawarannya yang menarik. Telefast mematok harga penawaran di Rp 180 per saham sedangkan Bhakti Agung Rp 157 per saham.

Namun dari dua calon emiten ini Herditya lebih mencermati saham Telefast Indonesia (TFAS) anak usaha PT M Cash Intergasi Tbk (MCAS) yang sebelumnya sudah melantai di bursa.  

“Perusahaan digital seperti TFAS ini bergerak di bidang aplikasi SDM yang prospek ke depannya menarik karena sejalan dengan kebutuhan dunia yang mengedepankan penyederhanaan sistem dan otomatisasi,” jelasnya.

Menurut Herditya penggunaan dana hasil IPO Telefast juga 80% untuk kebutuhan modal kerjanya yakni meningkatkan software dan hardware aplikasi yang dimiliki Telefast yakni HR-ku dan Bilik Kerja.

Menurut Herditya saham digital bisa jadi menarik karena sejalan dengan kebutuhan, tapi jangan lupa investor juga harus memperhatikan kinerja perusahaannya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×