Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan lalu, rupiah ditutup menguat karena hasil quick count pemilihan umum (pemilu) yang telah diumumkan. Ini membuat kekhawatiran pasar mereda sehingga rupiah kembali diburu oleh pelaku pasar.
Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (19/4) rupiah ditutup menguat 0,29% atau di level Rp 14.044 per dollar Amerika Serikat (AS). Begitu pun dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI)) mata uang Garuda terapresiasi 0,35% menjadi Rp 14.016 per dollar AS.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri mengatakan outlook ekonomi Indonesia semakin jelas ketika pemilu telah usai. Ia menambahkan pesta demokrasi lalu cenderung berjalan dengan damai membuat spekulasi pasar tidak aneh-aneh.
Apresiasi rupiah kali ini sejalan dengan indeks dollar AS yang juga menguat. Kata Reny ini bukan fundamental AS yang membuat the greenback menguat melainkan melemahnya mata uang utama lain seperti euro dan poundstrerling.
“Perlu konsolidasi untuk melanjutkan penguatan rupiah harus stabil agar bisa tembus di level Rp 14.000 per dollar AS,” kata Reny kepada Kontan, Jumat (19/4).
Pekan depan dijadwalkan akan ada progres lebih lanjut terkait negosiasi dagang AS-China. Bila menghasilkan sinyal positif maka outlook ekonomi China akan membaik dan rupiah akan terkena efek dominonya.
Selain itu pekan depan akan diselenggarakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI akan menjadi perhatian pasar. Namun, Reny mengamati belum ada kebutuhan BI untuk memangkas atau pun menaikkan suku bunga acuan BI atau BI-7DRR.
Sebab pada dasarnya BI akan menaikkan suku bunga guna menyeimbangkan The Fed bila melakukan hal yang sama. Nah, saat ini The Fed cenderung dovish yang memberikan testimoni kalau suku bunga The Fed masih akan tetap di level 2,25%-2,5%. Ini dikarenakan ekonomi AS yang sedang meredup, bahkan pekan lalu digosipkan akan memasuki masa resesi.
Reny memprediksi pada perdagangan Senin (22/4) rupiah masih bisa menguat dengan rentang pergerakan Rp 14.000-Rp 14.080 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News