CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Analis: Rupiah berpotensi kembali melemah pada perdagangan Kamis (2/4)


Rabu, 01 April 2020 / 19:36 WIB
Analis: Rupiah berpotensi kembali melemah pada perdagangan Kamis (2/4)
ILUSTRASI. ilustrasi rupiah melemah


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (2/4) diproyeksi masih akan melanjutkan pelemahan. Hal ini dikarenakan, sentimen global masih mendominasi pergerakan pasangan kurs besok.

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Rabu (1/4) rupiah tercatat ditutup melemah 0,86% ke level Rp 16.450 per dollar AS dari penutupan sebelumnya. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau JISDOR, tercatat koreksi 46 poin atau sekitar 0,28% menjadi Rp 16.413 per dollar AS.

Untuk perdagangan Kamis (2/4) Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim memprediksi rupiah masih akan melanjutkan pelemahan, didominasi oleh sentimen global. Menurutnya, pelemahan akibat tekanan global masih cukup kuat walaupun Pemerintah dan Bank Indonesia terus membuat terobosan-terobosan melalui strategi bauran guna untuk menekan melemahnya ekonomi akibat dari pandemi Korona.

Baca Juga: Kompak dengan mata uang Asia lain, rupiah melemah 0,86% ke Rp 16.450 per dolar AS

"Data manufaktur Asia dan Eropa, serta penanganan Covid-19 di eropa dan amerika yang terus meningkat baik yang teridentifikasi maupun yang meninggal bakal menggerakkan rupiah besok," jelas Ibrahim kepada Kontan,co.id, Rabu (1/4).

Untuk itu, pegerakan rupiah pada perdagangan Kamis (2/4) diprediksi bergerak pada kisaran Rp 16.400 per dollar AS hingga Rp 16.700 per dollar AS.

Ibrahim menjelaskan, pelemahan yang terjadi pada rupiah awal April dikarenakan adanya data manufaktur dari Asia dan Eropa rata-rata di bawah 50, sekaligus menunjukkan perlambatan ekonomi yang dalam karena memerangi pandemi Korona. Di sisi lain Presiden AS Donald Trump menjilat ludahnya sendiri dengan mengatakan bahwa risiko virus corona alias Covid-19 lebih buruk daripada flu biasa.

Sentimen lain yang turut menekan rupiah yakni pernyataan Goldman Sach yang merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi AS.

Baca Juga: Mata uang alias cash jadi investasi paling moncer di kuartal I-2020

Alhasil, beberapa sentimen di atas membuat pasar kian tertekan, diperparah dengan sikap pelaku pasar untuk menahan diri dan menjauh dari aset-aset berisiko, termasuk di Indonesia. "Akibatnya, rupiah pun melemah," ungkapnya.

Adapun dari domestik, data manufaktur Indonesia juga lesu sepanjang Maret 2020. Sementara itu, Bank Indonesia mempersiapkan langkah antisipasi bersama melalui kebijakan extraordinary yang diatur lewat Perpu No.1 tahun 2020 tentang kebijakan keuangan dalam rangka menghadapi ancaman virus corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×