kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Analis rekomendasikan buy saham PTPP


Senin, 08 Agustus 2016 / 19:41 WIB
Analis rekomendasikan buy saham PTPP


Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT PP Tbk (PTPP) membukukan laba bersih yang sangat baik pada semester pertama tahun ini yaitu Rp 352 miliar. Pencapaian ini naik hampir 90% dibandingkan realisasi pada periode sama tahun lalu Rp 174,5 miliar. Peningkatan laba bersih ini didorong oleh penjualan yang juga naik 24% menjadi Rp 6,47 triliun dibanding periode sama tahun lalu Rp 3,4 triliun.

Pencapaian tersebut adalah merupakan kontribusi seluruh lini bisnis perseroan yang menghasilkan keuntungan bagi perseroan, yaitu konstruksi, properti, EPC, pracetak, peralatan dan investasi.

Tiesha Putri analis DBS Vickers dalam risetnya hari Kamis (04/08) lalu mengatakan pertumbuhan pendapatan PTPP yang kuat didorong oleh bisnis konstruksinya. Selain konstruksi, PTPP juga mulai serius jalani bisnis di bidang pembangkit listrik.

Emiten konstruksi dan properti ini berencana akan mengerjakan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas mencapai 4.000 megawatt (MW) dalam waktu tiga tahun hingga empat tahun ke depan. Nilai investasinya mencapai US$ 6 miliar. Sementara tahun depan, PTPP membidik proyek PLTU 1.200 MW.

Saat ini perusahaan tengah menjalankan delapan proyek pembangkit listrik yang diharapkan bisa beroperasi pada Oktober atau November tahun ini. Salah duanya adalah PLTU di Meulaboh 2x200 MW dan PLTU Jawa Bali 3 berkapasitas 500 MW.

Tiesha mengatakan perusahaan awalnya mengharapkan untuk mengamankan nilai kontrak baru di pembangkit di pertengahan pertama tahun ini yaitu Rp 6 triliun, tetapi baru mendapat kontrak Rp 994 miliar atau 19% dari target setahun penuh kontrak baru yaitu Rp 31 triliun. "Diharapkan akan lebih banyak kontrak pembangkit baru yang masuk dalam 12 bulan berikutnya," kata Tiesha,

Untuk lebih fokus di bisnis energi, PTPP rencananya akan membentuk anak usaha PP Energi dengan melakukan penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) pada tahun depan.

Lucky Bayu, analis Danareksa Sekuritas mengatakan pembentukan anak usaha tersebut sangat positif karena melihat kinerja anak usaha di bidang properti yaitu PPRO yang cukup baik.

"Kinerja PPRO ini merupakan potret PTPP sebagai induk usaha yang memiliki kualitas dan capability untuk mengembangkan anak usaha lainnya," kata Lucky kepada KONTAN, Senin (8/8).

Proyek pembangkit yang dijalankan PTPP ini juga sejalan dengan kebijakan pemerintah yang ingin mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang baik dengan percepatan proyek infrastruktur, salah satunya dengan program kelistrikan 35.000 mw.

Lucky menambahkan fundamental PTPP yang cukup solid ini mampu membawa perseroan untuk menjalankan lini bisnis yang beragam.

Tantangannya adalah persaingan usaha di bidang yang sama terutama emiten pelopor atau lebih dulu terjun di bisnis pembangkit listrik seperti MEDC atau WSKT yang juga memiliki pembangkit. Namun, "Bisnis pembangkit ini termasuk defensif yaitu tidak akan terganggu terhadap dinamika ekonomi," ujar Lucky.

Sementara untuk right issue, PTPP akan mengadakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 23 Agustus mendatang untuk memperoleh persetujuan para pemegang saham.

Lalu right issue senilai Rp 2,5 triliun yang didapat dari penyertaan modal negara (PMN) akan digelar tentative pada Oktober mendatang. Dana tersebut rencananya akan digunakan penambahan modal pada proyek jalan tol dan properti

Selama setahun ini, PTPP berharap bisa mengantongi kontrak baru Rp 31 triliun. Lucky beranggapan sepertinya perseroan mungkin tidak bisa capai target tersebut. "Rasanya sulit karena waktu kerja tinggal empat bulan lagi, sementara kondisi pasar sudah pasif," tambahnya.

Namun, untuk tahun depan Lucky memandang kinerja yang positif dari PTPP karena mungkin PTPP memperoleh proyek-proyek strategis dari pemerintah. Lucky masih merekomendasikan beli dengan target Rp 4.960.

Sementara Tiesha menyukai saham PTPP karena track record-nya yang cukup baik dalam mengeksekusi proyek-proyek infrastruktur yang beresiko tinggi.

"Kita akan terus memantau kemajuan perseroan dalam bidang pembangkit yang mungkin bisa memberikan penghasilan lebih bagi perseroan," kata Tiesha.

Tiesha merekomendasikan beli saham PTPP dengan target Rp 4.600. Sementara Suria Dharma analis Buana Capital juga merekomendasikan beli saham PTPP dengan target Rp 4.800. Pada perdagangan Senin (08/08) harga saham PTPP naik 1,57% menjadi Rp 4.520.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×