kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Analis rekomendasikan buy saham PTPP


Senin, 08 Agustus 2016 / 19:41 WIB
Analis rekomendasikan buy saham PTPP


Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT PP Tbk (PTPP) membukukan laba bersih yang sangat baik pada semester pertama tahun ini yaitu Rp 352 miliar. Pencapaian ini naik hampir 90% dibandingkan realisasi pada periode sama tahun lalu Rp 174,5 miliar. Peningkatan laba bersih ini didorong oleh penjualan yang juga naik 24% menjadi Rp 6,47 triliun dibanding periode sama tahun lalu Rp 3,4 triliun.

Pencapaian tersebut adalah merupakan kontribusi seluruh lini bisnis perseroan yang menghasilkan keuntungan bagi perseroan, yaitu konstruksi, properti, EPC, pracetak, peralatan dan investasi.

Tiesha Putri analis DBS Vickers dalam risetnya hari Kamis (04/08) lalu mengatakan pertumbuhan pendapatan PTPP yang kuat didorong oleh bisnis konstruksinya. Selain konstruksi, PTPP juga mulai serius jalani bisnis di bidang pembangkit listrik.

Emiten konstruksi dan properti ini berencana akan mengerjakan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas mencapai 4.000 megawatt (MW) dalam waktu tiga tahun hingga empat tahun ke depan. Nilai investasinya mencapai US$ 6 miliar. Sementara tahun depan, PTPP membidik proyek PLTU 1.200 MW.

Saat ini perusahaan tengah menjalankan delapan proyek pembangkit listrik yang diharapkan bisa beroperasi pada Oktober atau November tahun ini. Salah duanya adalah PLTU di Meulaboh 2x200 MW dan PLTU Jawa Bali 3 berkapasitas 500 MW.

Tiesha mengatakan perusahaan awalnya mengharapkan untuk mengamankan nilai kontrak baru di pembangkit di pertengahan pertama tahun ini yaitu Rp 6 triliun, tetapi baru mendapat kontrak Rp 994 miliar atau 19% dari target setahun penuh kontrak baru yaitu Rp 31 triliun. "Diharapkan akan lebih banyak kontrak pembangkit baru yang masuk dalam 12 bulan berikutnya," kata Tiesha,

Untuk lebih fokus di bisnis energi, PTPP rencananya akan membentuk anak usaha PP Energi dengan melakukan penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) pada tahun depan.

Lucky Bayu, analis Danareksa Sekuritas mengatakan pembentukan anak usaha tersebut sangat positif karena melihat kinerja anak usaha di bidang properti yaitu PPRO yang cukup baik.

"Kinerja PPRO ini merupakan potret PTPP sebagai induk usaha yang memiliki kualitas dan capability untuk mengembangkan anak usaha lainnya," kata Lucky kepada KONTAN, Senin (8/8).



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×