Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) berencana untuk menambah modal melalui penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau private placement.
Sekretaris Perusahaan CLEO Lukas Setyo Wongso mengatakan, jumlah saham yang dilepas sebesar 1 miliar saham dengan nilai nominal Rp 20 per saham atau setara dengan 9,09% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
Pemegang saham mayoritas CLEO, PT Global Sentral Abadi (GSA) akan menjadi pembeli PMTHMETD ini.
GSA adalah salah satu anak usaha CLEO yaitu dengan kepemilikan sebesar 51,64% sehingga pelaksanaan private placement ini merupakan suatu transaksi afiliasi. Aksi korporasi ini akan diputuskan saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 7 November mendatang.
Berdasarkan keterbukaan informasi (1/10), harga rata-rata dari harga penutupan saham CLEO dalam periode selama 25 hari bursa sebelum tanggal 1 Oktober 2018 adalah sebesar Rp 274 per saham. Sehingga total dana yang akan diraup CLEO sebesar Rp 274 miliar.
CLEO berniat menggunakan dana hasil pelaksanaan PMTHMETD untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan dan untuk membayar pinjaman di bank.
Rinciannya sebagai berikut, sekitar Rp 225 miliar akan digunakan untuk membayar pinjaman Bank BCA. CLEO akan menggunakan Rp 20,3 miliar untuk membiayai pengeluaran modal (capital expenditure), berupa pembelian mesin dan peralatan, kendaraan, inventaris dan instalasi pabrik serta pengeluaran untuk bangunan. Sedangkan, sisanya akan digunakan untuk membiayai modal kerja CLEO.
Setelah pelaksanaan PMTHMETD, kepemilikan Global Sentral Abadi akan naik dari 51,64% menjadi 55,67%. Sedangkan kepemilikan PT Global Sukses Makmur Sentosa akan turun dari 27,91% menjadi 25,58%. Saham publik di bawah 5% akan terdilusi dari 20,45% menjadi 18,75%.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, penambahan modal lewat skema private placement ini akan mampu memperbaiki kinerja CLEO pada akhir tahun 2018.
"Dana private placement tesebut dipakai CLEO untuk mengurangi utang. Selain itu, masih ada sisa untuk capex sehingga kinerjanya pasti akan bertumbuh pada akhir tahun ini," paparnya, Senin (1/10).
William menambahkan, sebagai perusahaan air minum kemasan, CLEO akan berhadapan dengan sejumlah pesaing sesama industri air minum.
"Jadi untuk bisa menang dalam meraih pangsa pasar, strategi terbaik adalah menggenjot marketing karena pengelolaan marketing yang baik akan membuat konsumen terus mengingat produk tersebut sehingga peluang terbelinya produk itu jadi besar," lanjutnya.
Dari sisi saham, ia merekomendasikan untuk beli saham CLEO dengan target harga hingga akhir tahun di level Rp 300 per saham. Sebagai catatan, pada akhir penutupan bursa hari ini harga saham CLEO turun 0,74% ke level Rp 268 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News