Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki kecenderungan menurun pada sesi kedua nanti. Penurunan tersebut tergiring aksi jual di beberapa indeks regional di mana pelaku pasar melakukan antisipasi hasil pertemuan pejabat uni Eropa.
Menurut Analis First Asia Capital David Nathanael Sutyanto, meski akan terjadi koreksi di sesi II, namun pelemahan ini belum mengubah tren IHSG untuk jangka menengah. "IHSG masih bullish untuk jangka menengah," kata David kepada KONTAN, Senin (8/10).
Kata David, aksi taking profit sudah terjadi pada beberapa bursa saham regional. "Adanya prediksi dari bank dunia mengenai pertumbuhan ekonomi Asia yang turun dari 8,2% menjadi 7,2% telah membuat pasar melakukan profit taking pada sejumlah saham yang telah naik tinggi," jelas David.
Dia melihat, aksi profit taking terjadi di beberapa bursa regional yang berkaitan dengan China. Sebab, penurunan ekspor dan pertumbuhan investasi akan mengurangi PDB china. Sementara dari dalam negeri adanya kebijakan preventif yang dilakukan Bank Indonesia diprediksi berdampak pada penurunan laju kredit beberapa bank.
Untuk sesi kedua nanti, IHSG diperkirakan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah pada kisaran pergerakan di 4.300-4.330. David memantau Indikator stochastic sudah berada di area overbought memungkinkan koreksi terjadi. Investor disarankan untuk merealisasikan profit yang sudah di terima dan melakukan buy on weakness. "Adapun sektor infrastruktur adalah sektor yang naik paling banyak hari ini dan sektor properti merupakan sektor dengan koreksi terdalam," imbuhnya.
Direktur Bursa Efek indonesia (BEI), Ito Warsito melihat kondisi kapitalisasi dan penurunan nilai transaksi di bursa domestik turut dialami bursa regional lainnya seiring perlambatan ekonomi global. "Rencananya 24 Oktober nanti, kami akan merevisi target nilai transaksi IHSG sampai akhir tahun," singkatnya kepada wartawan, Senin (8/10).
Ito optimistis dengan IHSG mengingat investor asing masih terus mencatatkan net buy sampai saat ini. Sebagai catatan, hingga akhir sesi pertama, investor asing masih mencatatkan net buy sebesar Rp 158 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News