Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Tertarik membeli saham logam dan mineral? Sebaiknya koleksi saham TINS.
Dalam sebulan terakhir, harga komoditas nikel, timah, dan tembaga mengalami kenaikan. Namun, Andrew Franklin, Analis Bahana Sekuritas mengatakan, kenaikan harga nikel yang baru beberapa saat ini tak bisa disimpulkan naik hingga akhir tahun. Menurut dia, harga nikel sebenarnya flat dan cenderung negatif.
"Produksi baja China sedang naik dibandingkan tingkat konsumsi bajanya. Produsen pasti akan menurunkan produksi baja. Dan itu akan negatif ke permintaan nikel yang menjadi bahan bakunya," kata Andrew.
Sedangkan, emiten tembaga lebih cocok untuk hold. Jika dibandingkan membeli saham tembaga, Andrew bilang lebih baik membeli saham logam atau mineral lainnya.
Nah, emiten timah menjadi sektor yang menarik yaitu PT Timah Tbk (TINS). Andrew berasumsi, industri timah sudah tidak banyak lagi di dunia, sehingga harga timah bisa ditahan. Nah, Andrew memprediksi harga timah tahun ini akan ada di kisaran US$ 20.000 ton. "TINS menarik juga karena tahun ini mau menaikkan produksi," kata Andrew.
Akan tetapi, yang menjadi sentimen negatif adalah jika harga timah bergerak naik tidak serta merta menaikan harga saham dari TINS. Andrew merekomendasikan beli saham TINS dengan target harga Rp 960 per saham. Hari ini, harga saham TINS turun 3,27% ke level Rp 740 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News