Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Nilai rupiah mencatatkan koreksi saat ditutup sore tadi. Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot pada Kamis (13/10) tercatat ditutup di level Rp 13.073 per dollar AS, melemah 0,42% setelah pada hari sebelumnya ditutup di level Rp 13.018 per dollar AS.
Dibandingkan dengan sepekan sebelumnya, nilai rupiah justru terkoreksi lebih dalam lagi sebesar 0,66% setelah pada Kamis (6/10) rupiah tercatat ditutup di level Rp 12.987 per dollar AS. Sementara di kurs tengah BI, rupiah juga melemah sebesar 0,04% di level Rp 13.028 per dollar AS.
Analis melihat, pelemahan rupiah terjadi karena menguatnya indeks dollar AS pasca dirilisnya notulensi rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang memberi sinyalemen The Fed akan menaikkan suku bunga pada bulan Desember.
Albertus Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures bilang, pasca notulensi FOMC keluar, pelaku pasar semakin yakin suku bunga akan naik di Desember sehingga indeks dollar AS semakin perkasa dan menghantam rupiah.
"Apalagi, neraca perdagangan China yang dirilis Kamis (13/10) tidak sesuai prediksi para analis. Meskipun surplus 278 miliar yuan, angka ini jauh di bawah dugaan para analis yang memperkirakan neraca perdagangan China bakal surplus 365 miliar yuan," kata Christian.
Ke depan, pelaku pasar harus melihat data-data ekonomi yang datang dari AS seperti jobless claim dan indeks kepuasan konsumen tahap awal yang akan keluar pada Jumat (14/10) ini. Rupiah akan makin jauh terkoreksi jika data ini bagus atau sesuai prediksi.
Namun di lain pihak, Christian memprediksi rupiah Jumat (14/10) akan bergerak cukup stabil. "Kalaupun data AS tidak menguntungkan, akan ada koreksi, namun hanya koreksi terbatas," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News