kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Analis: Pangsa pasar stabil, SCMA paling menarik


Jumat, 08 Desember 2017 / 18:47 WIB
Analis: Pangsa pasar stabil, SCMA paling menarik


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten media berpotensi meraup pendapatan yang lebih tebal melalui pemasukan dari iklan kampanye. Tapi, ada satu hal yang perlu digarisbawahi. Era saat ini berbeda dengan tahun 2013, ketika pendapatan iklan emiten media mayoritas tumbuh double digit. Kampanye melalui media sosial saat ini jauh lebih aktif ketimbang periode saat itu.

Sehingga, emiten media harus berlomba-lomba memenangkan hati para pemirsa guna menjaga pangsa pemirsa. Pemasukan iklan sejalan dengan jumlah pemirsa.

Berbicara pangsa pasar, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) menjadi yang paling menarik. "Acara seperti pencarian bakat di Indosiar juga memiliki cost yang lebih murah, sehingga ini mendorong efisiensi SCMA," imbuh Kepala Riset OSO Sekuritas Riska Afriani, Jumat (8/12).

SCMA memang masih jadi penguasa pangsa pasar pemirsa tertinggi kedua. Namun, pangsa pasar pemirsa SCMA menjadi yang paling stabil sepanjang sembilan bulan tahun ini, yaitu 27%.

"Angkanya akan bertambah mulai kuartal IV karena tingginya rangking serial drama 'Siapa Takut Jatuh Cinta' dan 'Anak Langit' berdasarkan survey Nielsen," tulis Adeline dalam riset 6 Desember.

Sehingga, pangsa pemirsa SCMA tahun depan diperkirakan akan sedikit meningkat jadi 28%. Pangsa pemirsa ini akan sangat bermanfaat untuk menangkap bukan hanya iklan kampanye, tapi juga iklan dari sektor fast moving consumer goods (FMCG).

"Kami memperkirakan spending iklan dari sektor ini akan lebih besar tahun depan," ujar Adeline. Ia memprediksi, SCMA akan memperoleh pendapatan konsolidasi Rp 4,78 triliun tahun depan. Adapun perkiraan pendatapan tahun ini Rp 4,53 triliun.

Adeline merekomendasikan buy saham SCMA dengan target harga Rp 2.800. Rekomendasi serupa juga datang dari Riska. Menurutnya, harga wajar SCMA ada di level Rp 3.400 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×