Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pengelola properti, hotel dan makanan PT Marga Abhinaya Abadi Tbk (MABA) membukukan penurunan kinerja pada semester I 2018. Analis menilai, hingga akhir tahun, kinerja MABA masih sulit pulih.
Penjualan dan pendapatan MABA pada Juni tahun ini turun 50% menjadi Rp 72,51 miliar secara year on year (yoy). Beban pokok penjualan pada enam bulan pertama tahun ini juga turun 50% menjadi Rp 36,25 miliar ketimbang periode serupa di tahun sebelumnya.
Alhasil, laba bersih pada Juni 2018 juga turun signifikan 41% menjadi Rp 89,96 miliar yoy dibanding periode Juni tahun 2017.
Di sisi lain, Sekretaris Perusahaan MABA Andhika Anggadewi mengatakan, beberapa kebijakan yang diterbitkan pemerintah belakangan ini, seperti tarif PPh impor tak berdampak kepada MABA. "Sebab produk yang kami gunakan untuk operasional dari dalam negeri dan tidak menggunakan produk impor," pungkasnya, Jumat (14/9).
Ia juga menambahkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tidak berpengaruh secara signifikan bagi kegiatan operasional usaha. "Karena baik pinjaman maupun biaya dalam kegiatan operasional telah menggunakan rupiah sejak awal," tambahnya.
Analis Trimegah Sekuritas Rovandi mengatakan, kinerja MABA hingga akhir tahun masih sulit naik. "Saya lihat untuk laba bersih masih akan minus kinerjanya. Dengan debt to equity (DER) yang besar 2,6 kali akan mempengaruhi ekspansi dan kas perusahaan kedepannya," jelasnya, Jumat (14/9).
Rovandi juga bilang rencana private placement yang akan dilakukan MABA memang bisa menjadi solusi bagi perusahaan untuk memperbaiki kinerja keuangannya "Namun, kurang baik untuk Investor karena berisiko untuk terdilusi," imbuhnya.
Dari sisi saham, Rovandi mengungkapkan, pergerakan saham MABA masih kurang likuid "Yang perlu diperhatikan di saham MABA adalah floating share atau saham yang beredar di masyarakat. Saham tercatat yang beredar saat ini 8.07% tepatnya, di bawah 10%. sehingga pergerakan sahamnya tidak likuid dan rawan untuk diperdagangkan," terangnya.
Rovandi melihat, saat ini saham MABA bergerak mendatar di range support dan resistance masing-masing di level Rp 470 hingga Rp 800 per saham sejak awal tahun.
"Dan saya lihat proyeksi akhir tahun ini tidak akan bergerak banyak dari sekitar itu. Sehingga saya tidak merekomendasikan saham ini untuk dibeli karena MABA berpotensi bergerak menuju area support di harga Rp 450 hingga Rp 500 per saham dalam 3 bulan ke depan. Sebaiknya yang punya saham MABA segera dijual," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News