kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Analis Monex Investindo sebut harga minyak bergerak sideways, ini penjelasannya


Senin, 13 Mei 2019 / 22:02 WIB
Analis Monex Investindo sebut harga minyak bergerak sideways, ini penjelasannya


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dalam awal pekan perdagangan kali ini belum bisa berbicara banyak. Analis Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasyi menilai, harga minyak cenderung bergerak sideways.

Terhitung sejak tanggal 7 Mei hingga hari ini pergerakan harga minyak hanya dalam rentang level US$ 60,66 per barel -US$ 62,71 per barel. Senin (13/5) pukul 19.57 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2019 di New York Mercantile Exchange tumbuh 1,7% ke US$ 62,71 per barel.

Sejak persediaan minyak di Amerika Serikat (AS) menunjukkan adanya pengurangan pada pekan lalu, serta gagalnya pembentukan kesepakatan antara AS-China yang seharusnya terjadi pada Jumat lalu harga minyak jadi terombang-ambing.

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump kembali menyulut ketegangan perang dagang dengan China dengan kembali menaikkan tarif impor 25%, ada kecenderungan bahwa outlook perlambatan ekonomi global bisa kembali menjadi sentimen di pasar. “Jika hal tersebut terjadi, maka akan muncul outlook berkurangnya permintaan minyak global,” kata Dini.

Selain itu, pasar juga menantikan program produksi minyak dari Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada bulan Juni mendatang. Sebab, Juni nanti program pemangkasan produksi global yang sudah mencapai 1,2 juta barel per hari akan berakhir.

Hal tersebut terjadi di tengah terganggunya produksi di Venezuela karena krisis ekonomi yang melanda, Libya karena ketegangan geopolitik, serta Iran yang mendapat dampak dari sanksi AS.

Dini dalam analisisnya, Senin (13/5) memprediksi pada perdagangan selanjutnya harga minyak akan diperdagangkan di level support US$ 61,10, US$ 60,50 per barel, dan US$ 60,00 per barel. Sementara level resistance antara US$ 62,20 per barel, US$ 62,70 per barel, dan US$ 63,20 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×