kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Analis: Minyak bullish, kinerja emiten bakal moncer


Jumat, 12 Januari 2018 / 16:49 WIB
Analis: Minyak bullish, kinerja emiten bakal moncer
ILUSTRASI. Pekerja Melakukan Perawatan Kilang di Medco Energi


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia dalam tren bullish. Kondisi ini disinyalir dapat memoles kinerja sejumlah emiten, terutama yang bergerak di sektor minyak dan gas.

Mengutip Bloomberg, Jumat (12/1) pukul 12.00 WIB, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) bertengger di US$ 63,62 per barel. Hari sebelumnya, harganya bahkan menembus US$ 63,80 per barel, tertinggi sejak 7 Januari 2015.

Kepala Riset Koneksi Kapital Sekuritas Alfred Nainggolan menilai, tingginya harga minyak tentu akan berpengaruh pada emiten-emiten yang berbisnis di sektor migas. Kontribusi kenaikan harga minyak di awal tahun bisa tergambar pada kinerja emiten pada semester I-2018.

“Kalau harga minyak tetap kuat, sulit mengatakan tidak ada peningkatan marjin,” kata Alfred, Jumat.

Selain emiten di sektor minyak, emiten di bisnis komoditas lain juga mungkin terkerek. Pasalnya, kata Alfred, minyak seolah menjadi induk dari komoditas lainnya. Dengan meningkatnya permintaan minyak, bukan tak mungkin permintaan komoditas lain seperti batubara maupun mineral turut naik.

Namun, kenaikan harga minyak dalam kondisi tertentu bisa menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi dapat menguntungkan emiten yang bergerak dalam sektor migas. Namun, jika kenaikan terlampau tinggi, bukan tak mungkin emiten transportasi merasa khawatir.

Meski demikian, posisi harga minyak saat ini meurut Alfred belum banyak berpengaruh ke sektor trasnportasi. Pasalnya, di dalam negeri masih ada ketentuan harga bahan bakar minyak (BBM) dari regulator.

Di sektor migas, Alfred menjagokan saham PT Medco Energi International Tbk (MEDC). Ia mematok target harga Rp 1.190 per saham untuk MEDC. Meski demikian, saat ini, ia merekomendasikan hold saham MEDC, mengingat potensi kenaikan harga yang tinggal 8,6%. Sebagai catatan, pada perdagangan Jumat (12/1) saham MEDC bertengger di harga Rp 1.095 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×