Reporter: Dupla Kartini | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Mata uang rupiah mengalami penguatan mingguan terbesar di tahun ini seiring masuknya investor asing ke pasar saham dan obligasi negara. Rupiah juga tertopang pelemahan dollar AS.
Meskipun, hingga pukul 11.18 WIB, pairing rupiah terhadap dollar AS di pasar spot agak melemah dari posisi kemarin, yaitu dari Rp 9.029 per dollar AS menjadi Rp 9.033 per dollar AS. Namun, level ini masih lebih kuat dibanding posisi awal pekan yang melemah di Rp 9.068 per dollar AS.
Head of Treasury Bank Resona Perdania, Lindawati Susanto menyebut, rupiah masih cukup stabil. Kemungkinan dalam waktu dekat tidak akan di bawah 9.000, tapi juga tidak akan mencapai 9.100. Menurutnya, masih ada volatilitas di pasar, namun sepertinya BI akan menjaga penguatan rupiah.
Hingga kini, kekhawatiran inflasi masih membayangi pasar karena kenaikan harga bahan pangan dan bahan bakar minyak. Data inflasi akan diumumkan pekan depan. "Makanya pasar masih wait and see," ujar Linda.
Menurutnya, kalau inflasi bulanan lebih rendah dari Desember yaitu di kisaran 0,7% - 0,8%, BI mungkin bisa menjaga suku bunga di 6,5%. Tapi kalau sebaliknya, besar kemungkinan BI akan naikkan bunga 0,25%.
Adapun, untuk hari ini, Linda memperkirakan rupiah masih cukup kuat, dan akan bergulir di kisaran Rp 9.015 per dollar AS hingga Rp 9.050 per dollar AS. "Kalaupun pasar saham ditutup melemah, rupiah tidak akan di atas Rp 9.050 per dollar AS," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News