Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis Monex Infestindo Sekuritas, Ahmad Yudiawan menilai pencapaian rupiah yang terkoreksi saat ini hanya bersifat sementara. Sebab rilis data ketenaga kerjaan AS pekan kemarin hanya sesaat membentung sikap dovish The Fed.
Mengutip Bloomberg pada Senin (4/2) rupiah dututup melemah 0,10% di level Rp 13.961 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) berada di Rp 13.976 per dollar AS. Angka ini menguat tipis di 0,014% dari Jumat (1/2) lalu yakni Rp 13.978 per dollar AS.
AS pada Jumat (1/2) telah merilis data ketenaga kerjaan yang positif, yakni mencapai level 304.000 dari prediksi sebelumnya di 165.000. Yudi mengamati pencapaian ini tidak merubah arah The Fed untuk menahan suku bunga di level 2,25%-2,5%. Sebab, ekonomi AS belum sepenuhnya stabil.
Yudi melihat grafik pergerakan USD/IDR di mana posisi harga tinggi terus menurun ke level rendah. Sementara harga rendah semakin rendah. “Tren bearish terbentuk pada rupiah terhadap dollar,” kata Yudi kepada Kontan.co.id, Senin (4/2).
Namun, potensi rupiah kembali menguat masih ada. Pasalnya harga minyak dunia sedang bedara dalam tren bearish. Adapun pergerakan rupiah pada perdagangan Rabu (6/2) berada di level Rp 13.770-Rp 14.150 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News