Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis memprediksi laba bersih PT Kimia Farma Tbk (KAEF) tahun ini bakal tergerus. KAEF diperkirakan mencetak laba Rp 296 miliar, turun 9,5% dibanding realisasi laba bersih periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 327 miliar.
Joni Wintarja, analis NH Korindo Sekuritas mengatakan, proyeksi penurunan itu akibat meningkatnya beban bunga perusahaan. "Beban bunga diperkirakan meningkat 125% menjadi Rp 194 miliar pada akhir tahun ini," jelas Joni dalam risetnya, Senin (22/10).
Hal itu membuat margin laba bersih KAEF turun. Joni menghitung, margin tersebut di akhir tahun ini sekitar 4%, turun dibanding tahun lalu yang sebesar 5,3%.
Kenaikan beban bunga tersebut merupakan imbas dari tingginya lonjakan belanja modal atau capital expenditure (capex) KAEF demi memuluskan ekspansi pabriknya. Capex KAEF tahun ini Rp 4,4 triliun, naik 100% dibanding anggaran tahun lalu, Rp 2,2 triliun. Pendanaannya selain menggunakan kas internal juga memakai sumber dana instrumen utang.
Sebagian dari capex tersebut digunakan untuk melanjutkan pembangunan pabrik farmasi di Banjaran. Pembangunan pabrik tersebut sudah tuntas, tinggal menunggu sertifikasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelum pabrik itu bisa beroperasi secara penuh.
"Kinerja KAEF dapat stabil setelah pabrik Banjaran beroperasi secara penuh," ujar Joni.
Di satu sisi, utilisasi pabrik baru tersebut menjadi prospek KAEF ke depan. Ini menjadi alasan Joni masih mempertahankan rekomendasi buy saham KAEF dengan target harga Rp 2.890 per saham.
Target harga itu mencerminkan price earning ratio (PER) 67,3 kali. Hingga penutupan perdagangan Senin (22/10), saham KAEF turun 20 poin ke level Rp 2.450 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News