Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli
Kemudian pada 2021 kinerja akan tumbuh lebih baik secara tahunan walaupun masih akan sulit untuk kembali ke kondisi sebelum pandemi. Ajeng memprediksi kinerja pendapatan dan laba dapat tumbuh 10% hingga 18% dari pencapaian tahun ini. Didorong oleh anggaran APBN 2021 untuk infrastruktur yang meningkat sehingga penyerapannya diharapkan dapat lebih maksimal.
"Harapan akan pulihnya ekonomi Indonesia pada 2021 pun memungkinkan munculnya proyek-proyek konstruksi baru, sejalan dengan difokuskannya kembali pengerjaan proyek strategi nasional oleh pemerintah," jelas dia.
Untuk emiten konstruksi hingga saat ini, Ajeng masih merekomendasikan untuk memilih hold emiten dengan market share yang besar terlebih dahulu karena kinerja pada kuartal III-2020 rata-rata di bawah ekspektasi.
Baca Juga: Berupaya perbaiki kinerja, ini strategi Wijaya Karya (WIKA)
Investor perlu melihat dulu kinerja akhir tahun hingga awal tahun depan, biasanya pada akhir tahun akan ada aliran dana segar hasil pembayaran proyek yang telah rampung dikerjakan.
"Karena kami lihat sektor konstruksi saat ini masih belum stabil, kami cenderung untuk merekomendasikan saham konstruksi BUMN yang sebagian besar proyeknya bersumber dari pemerintah dan BUMN lain," jelas Ajeng.
Selanjutnya: Harga emas siang ini di Pegadaian, Kamis 5 November 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News