Reporter: Dea Chadiza Syafina |
JAKARTA. Sempat bergerak liar di dua zona, IHSG terkoreksi tipis 0,05% ke level 4.758,99 pada perdagangan sesi I. Analis memperkirakan, pada perdagangan sesi II nanti IHSG cenderung tertekan.
Analis First Asia Capital David Nathanael Sutyanto mengatakan, tekanan jual di pasar saham China dan Hongkong ikut berdampak negatif bagi pergerakan bursa saham Indonesia. Saham-saham China dan Hong Kong terpukul oleh kebijakan China yang akan mengerem laju pertumbuhan sektor properti di negara tersebut.
Menurut David, salah stau kebijakan China adalah menaikkan uang muka pembelian rumah baru dan mengerek bunga kredit untuk pembelian rumah kedua di negara tersebut. Karena itu,
Terlebih, secara teknikal, terdapat gap di antara level 4.740 sampai dengan 4.720 yang belum tertutup hingga hari ini. "Indeks berpotensi menutup gap yang terbentuk di 4.720," kata David kepada KONTAN pada Selasa (5/3).
Karena itu, ia memprediksi level support IHSG akan berada di sekitar 4.720 dengan resistance di kisaran 4.800. "Saham yang perlu dicermati adalah yang telah merilis laporan keuangan dengan hasil yang menggembirakan seperti ELSA, WIKA, MNCN, AISA," tandas David.
Senada dengan David, analis BNI Securities Andri Zakarias Siregar juga memperkirakan, IHSG akan melanjutkan konsolidasinya di titik lemah. Meski begitu, ia melihat IHSG masih berpeluang naik tipis pada penutupan perdagangan IHSG.
"Faktor fundamental dan teknikalnya masih cenderung dalam tren naik," ungkap Andri.
Ia memperkirakan support IHSG sesi II akan berada di 4.744 dan resistance pada level 4.779. "Selama di atas level 4.734 masih belum ada sinyal jual. Karena itu IHSG sesi II masih bisa ditutup menguat meski tipis," tandasnnya.
Untuk saham yang bisa dicermati pada perdagangan sesi II ini menurut Andri adalah saham sektor komoditas, consumer goods ritel, perbankan dan juga properti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News