Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
Harga saham LTLS juga sudah naik 88% dalam sebulan terakhir. Alfred melihat kenaikan tersebut merupakan respon pasar terhadap performa LTLS di kuartal IV 2021 yang berlanjut di kuartal I 2022. Meskipun sahamnya telah naik 88% dalam 1 bulan terakhir, anualized PE LTLS tahun 2022 masih sebesar 5,1 kali masih rendah jika dibandingkan sektor dan rata-rata pasar.
"Apalagi bisnis LTLS tidak hanya distirbutor namun juga memiliki bisnis manufaktur, sehingga pada PE Multiple 5,1 kali masih dibilang murah. Risiko ke depan lebih kepada resiko fluktuasi harga saham, karena sudah mengalami kenaikan signifikan dalam jangka pendek, sehingga ada potensi profit taking," jelas Alfred.
Sunar Susanto, Praktisi Pasar Modal menambahkan perusahaan yang rutin tiap tahun membayar dividen dalam bentuk uang tunai, biasanya merupakan perusahaan yang sudah mapan dengan arus kas yang stabil. "Jika pembagian Dividen Tunai murni dari hasil laba bersih operasional perusahaan maka benar mencerminkan laporan keuangan yang baik dan mapan," kata Sunar.
Lanjutnya, walaupun Dividend Payout Ratio LTLS cukup besar di kisaran 30%, tetapi jumlah yang di terima investor per lembar saham tidak begitu besar di lihat dari dividend yield. "Meski demikian dalam jangka panjang, prospeknya masih cukup bagus," jelasnya.
Sunar menambahkan berdasarkan data statistik April 2022, untuk sektor basic materials per akhir tahun 2021, PBV 1,2 kali, PER 16,34 kali dan DER 0,81 kali. Sedangkan untuk LTLS untuk per 13 Mei 2022, PBV 0,79 kali, PER 5,11 kali dan DER 1,4 kali. "Sebenarnya untuk LTLS cukup murah secara valuasi PBV dan PER-nya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News