kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Analis : Konsolidasi, masih ada peluang beli poundsterling


Kamis, 31 Maret 2011 / 12:39 WIB
Analis : Konsolidasi, masih ada peluang beli poundsterling
ILUSTRASI. Warga memilih barang-barang belanjaan yang dijual secara daring di Jakarta, Kamis (18/7/2019). Pemerintah tengah mengupayakan pendekatan untuk memungut pajak dari kegiatan ekonomi digital yang dipastikan dengan pengenaan tarif pajak penghasilan dari setia


Reporter: Dyah Megasari |

JAKARTA. Poundsterling (GBP) bergerak dibayang-bayangi oleh sidang Bank of England (BoE) 27 April mendatang tentang keputusan suku bunga. Saat ini, mata uang Inggris tersebut bergerak konsolidasi dengan kecenderungan melemah.

Ahim, Analis Teknikal Valbury Asia Futures mengatakan, pergerakan GBP dalam 2 sesi terakhir kemarin mulai menguat. Terutama, setelah bangkit dari pelemahan di bawah level psikologis 1,6. "Saat ini, dengan dukungan sinyal pada intraday chart yang mulai mendukung upaya uptrend," ujarnya, Kamis (31/3).

Ia memprediksi, posisi GBP dalam intraday resistance jangka pendek ada di kisaran level 1.6112-1.6167. "Perlu di waspadai intraday support di kisaran 1,6000-1,5934," ujarnya. Ia merekomendasikan beli GBP di level 1,6035.

Kemarin, GBP di penutupan New York tercatat menguat 0,4% terhadap dollar AS ke 1,6073. GBP juga berhasil bangkit dari pelemahan terendah 5 bulan terhadap euro karena mata uang zona Eropa tersebut melemah 0,3% terhadap sterling ke 0,878.

Terhadap dollar Australia (aussie) sterling kembali merosot ke level terendah sejak awal Januari hingga ke 1,5466. Pelemahan aussie ini ditengarai oleh maraknya pembayaran klaim asuransi akibat banjir yang melanda Queensland pertengahan Januari silam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×