Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi
Seiring dengan meningkatnya penggunaan data dari operator telekomunikasi, Restu juga memproyeksikan kinerja TOWR akan lanjut catatkan pertumbuhan kinerja hingga akhir tahun ini. Bahkan, Restu merevisi naik proyeksi pendapatan TOWR menjadi Rp 7,4 triliun atau naik 14,4% secara tahunan. Proyeksi pertumbuhan laba bersih juga naik menjadi Rp 2,7 triliun atau tumbuh 16,7% secara tahunan.
Anissa Septiwijaya analis Reliance Sekuritas mengatakan menambahkan dalam risetnya kinerja TOWR juga didukung oleh pendapatan nonmenara yang berkinerja solid. Anissa mencatat kontribusi segmen ini terhadap total pendapatan di kuartal II-2020 mencapai 15,2%. Porsi tersebut meningkat dari periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar 11,5%.
Bertambahnya porsi pendapatan nonmenara ini tidak terlepas dari pertumbuhan permintaan pada jaringan fiber optic yang meningkat utamanya berasal dari perusahaan operator telekomunikasi. Hingga semester I-2020, TOWR telah menyelesaikan jaringan fiber optic sepanjang kurang lebih 34.200 kilometer.
Baca Juga: Segmen home and personal care naik, simak strategi Unilever Indonesia (UNVR) ke depan
"Perseroan dapat mencapai targetnya untuk menyelesaikan jaringan fiber optic sekitar 47.000 km hingga akhir tahun ini sebab perusahaan operator seluler membutuhkan fiber optic pada jaringan 4G untuk transmisi data yang lebih besar diantara menara," kata Anissa.
Ke depan Anissa melihat bisnis nonmenara fiber optic yang terus tumbuh ini akan turut meningkatkan pendapatan TOWR. Anissa memproyeksikan pendapatan TOWR meningkat 13,1% menjadi Rp 7,29 triliun di akhir tahun ini.
Anissa merekomendasikan buy di target harga Rp 1.330 per saham. Sementara, Sukarno merekomendasikan buy untuk TOWR dengan target harga Rp 1.150 per saham. Kompak, Restu merekomendasikan buy di target harga Rp 1.310 per saham.
Selanjutnya: Penyebab laba Gudang Garam (GGRM) merosot 22% di tengah kenaikan pendapatan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News