kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Analis: Kenaikan cukai tak ganggu kinerja HMSP


Selasa, 10 Januari 2017 / 22:46 WIB
Analis: Kenaikan cukai tak ganggu kinerja HMSP


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kenaikan tarif cukai hasil tembakau rata-rata sebesar 10,54% yang mulai efektif per 1 Januari 2017, diramal tidak akan signifikan mempengaruhi kinerja PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).

Analis NH Korindo Sekuritas, Joni Wintarja mengatakan, penurunan volume penjualan hanya terjadi pada rokok satuan (stick), tetapi pendapatan HMSP masih meningkat karena berhasilnya emiten ini menangani kenaikan pajak rokok tersebut.

HMSP telah terbiasa menangani kenaikan cukai rokok. “Tiap tahun memang selalu naik kok, di negara maju pendapatan perusahaan rokok menurun, sementara kita menurun tapi tipis dan terbatas di 1%, masih kecil,” kata Joni, Selasa (10/01). Oleh karena itu, kenaikan pajak rokok tidak akan secara signifikan berpengaruh pada akitivitas operasional HMSP.

Secara historikal selama dua tahun belakangan, HMSP juga menaikkan harga jual rokok sebesar 10% setiap tahun. Maka, pada kenaikan pajak rokok kali ini akan mudah diatasi HMSP dengan cara menaikkan lagi harga jual.

Di tengah kecenderungan penurunan penjualan, HSMP juga berhasil melakukan efisiensi produksi. “Pada 2016, rasio production cost atau revenue contribution HMSP menurun dari 18% pada 2015 menjadi 16%. Jadi ini efektif,” kata Joni.

Efisiensi biaya produsksi HMSP dilakukan dengan memotong biaya overhead sebesar Rp. 1,9 triliun di kuartal III 2016. Dengan begitu, HMSP akan memiliki kemampuan lebih untuk menggenjot keuntungan di tengah tren volume penjualan yang turun. Joni memproyeksikan, ke depan, HMSP akan meraup pendapatan Rp 101,9 triliun dan laba bersih Rp 19,2 triliun.

Untuk mencapai target tersebut Joni melihat, HMSP sudah memiliki market share yang cukup luas di Indonesia yaitu sebesar 30%. Dengan produk rokok yang sudah ada, untuk jangka panjang, 10 tahun lagi, HMSP harus memikirkan inovasi yang dapat meningkatkan net profit. Sebab, ke depan, pendapatan cenderung mengalami penurunan. “Proyeksi ke depan HMSP harus cari revenue dari mana lagi, kalau perusahaan rokok di Jepang sudah mengeluarkan rokok elektrik,” kata Joni.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×