Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini (8/11), diperkirakan akan melemah. Penyebabnya adalah, rilis produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat (AS) yang tumbuh 2,8%.
Pertumbuhan positif itu diyakini bisa mempengaruhi kebijakan The Federal Reserve (Fed) alias Bank Sentral AS dalam membuat kebijakan stimulus. Artinya, jika ekonomi tumbuh, maka kian kuat alasan The Fed untuk mengurangi stimulus ekonomi, apalagi pertumbuhan ekonomi AS itu berada di atas proyeksi.
"Jadi kata yang paling cocok saat ini adalah, good news is a bad news," imbuh Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Securities kepada KONTAN, Jumat (8/11).
Menurut Edwin, pertumbuhan ekonomi AS itu membuat The Fed akan mempercepat tapering off alias pengurangan stimulus. Apalagi, saat penutupan bursa AS, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun tajam, atau melemah 152,9 poin ke level 15.593,98.
Merujuk pada kejatuhan DJIA itu, Edwin menilai sulit bagi IHSG melanjutkan penguatannya, mengingat karakter investor lokal yang short term trader di tengah absennya investor asing yang terus melakukan net sell.
"IHSG akan bergerak di kisaran 4.416-4.503. Lakukan buy atas BMRI, ASII, INTP, KLBF, BBRI, LSIP, UNTR, PTBA, INDF, AKRA, MEDC, MYOR, JSMR, HRUM," tukas Edwin.
David Sutyanto, analis First Asia Capital memiliki pandangan senada terkait spekulasi The Fed. Dia juga menambahkan, European Central Bank (ECB) secara tak terduga menurunkan suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin ke level 0,25% menyusul rendahnya angka inflasi Oktober yang hanya sebesar 0,7%.
"Kondisi global itu akan membuat IHSG rawan terkoreksi mendekati resistance 4.530 dan support 4.415," ujar David.
Saham-saham yang menurut David bisa menjadi pilihan adalah ADRO, BBRI, BMTR, ASII, UNTR, INDF, SMRA, INCO, dan INDY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News