kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Analis: Jual saham, investor asing pindah ke instrumen lain


Rabu, 28 Maret 2018 / 21:00 WIB
Analis: Jual saham, investor asing pindah ke instrumen lain
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam tren bearish. Sebulan terakhir, indeks baru lima kali ditutup menguat. Penurunan indeks diiringi dengan aksi jual oleh investor asing. Pada perdagangan Rabu (28/3), asing keluar sebanyak Rp 697,06 miliar.

Arwani Pranajaya, Chief Investment Papillon Group menyatakan, tekanan asing yang cukup besar, wajar berimbas pada saham big caps. Pasalnya, saham-saham tersebut sebelumnya juga sudah menjadi tujuan asing untuk berinvestasi. Ketika terjadi pelemahan, wajar banyak yang melepas saham big caps.

“Maka mereka jual yang besar dulu,” kata Arwani kepada KONTAN di Bursa Efek Indonesia, Rabu (28/3).

Menurutnya, meski asing keluar dari pasar ekuitas, mereka tidak sepenuhnya keluar dari pasar Indonesia. Arwani berpendapat, mereka banyak yang memilih instrumen yang lebih aman, seperti pasar uang dan obligasi pemerintah. “Ini hanya perubahan strategi portofolio mereka saja, maka banyak saham yang drop akhirnya,” paparnya.

Selain itu, dia juga melihat asing masih mempertimbangkan kredit utang yang masuk investment grade oleh Standard and Poors. Hal itu membuat asing masih menganggap Indonesia menjadi tujuan investasi yang menarik. Apabila Indonesia masih memiliki fundamental yang baik, dan pertumbuhan yang ideal, maka asing masih bertahan. “Selama faktor domestik enggak banyak berubah (negatif), mereka masih tetap stay,” imbuh Arwani.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih rendah dibandingkan dengan negara sekitar seperti Malaysia dan Singapura. Meski demikian, Indonesia masih cukup menarik sebagai negara tujuan investasi.

Pada beberapa saham dengan aksi jual asing cukup besar seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), belakangan memang cukup berat. Meski demikian, selama emiten bisa mempertahankan kinerja, maka tidak menjadi masalah dan masih dinilai wajar.

“Secara keseluruhan, untuk saham-saham level sekarang belum menjadi pilihan, karena masih ada tekanan jual,” lanjut Arwani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×