kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Analis: January effect warnai IHSG selama awal tahun 2019


Minggu, 27 Januari 2019 / 09:23 WIB
Analis: January effect warnai IHSG selama awal tahun 2019


Reporter: Aldo Fernando | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama awal Januari 2019 sampai penutupan pekan ini, Jumat (25/1), IHSG sering berada di zona hijau. Analis berpendapat, January effect membantu mendorong IHSG menguat selama Januari 2019.

Analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji menilai ada pengaruh January Effect yang membuat IHSG mengalami reli selama bulan Januari. “Investor melakukan akumulasi beli di awal tahun dan juga capital inflow masuk. Jadi, wajar saja jika January effect tetap berlaku,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (25/1).

Senada, Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas, Kevin Juido bilang, efek Januari sudah berlangsung. “Januari effect ada, terbukti dari posisi IHSG di akhir Desember IHSG yang berada di posisi 6.194,45. Sekarang sudah mau mencapai 6.500. Polanya cepat banget,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (26/1).

Selain itu, Kevin menambahkan, efek Januari bisa dilihat dari volume perdagangan pasar modal juga tinggi. “Itu berarti pelaku pasar, baik ritel atau institusi, masuk ke pasar modal. Itu tidak hanya IHSG, Straits Times Index Singapura juga terdampak,” ujarnya.

Menurutnya, January effect merupakan dampak dari positifnya perekonomian eksternal, seperti kebijakan suku bunga the Fed, yang diprediksi hanya akan dua kali menaikkan suku bunga acuannya. Sementara sentimen domestik, misalnya, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Kevin menjelaskan, January effect berlaku akibat pelaku pasar masuk ke pasar saham di awal tahun sehingga menyebabkan harga saham naik. Permintaan saham yang meningkat akan mengerek pula nilai IHSG.

“Kalau kita perhatikan, investor asing dan lokal itu masuknya ke perusahaan-perusahaan big caps, seperti BBCA di sektor finance. Kita tahu, BBCA punya bobot terhadap IHSG itu sebesar 9-10%,” jelasnya.

Analis Artha Sekuritas, Dennies Christoper Jordan juga mengatakan penguatan IHSG masih didorong oleh dampak fenomena January effect. “Asset manager di awal tahun cenderung mengubah komposisi portfolio. Jadi, hal itu mendorong IHSG bergerak menguat,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (25/1).

Tercatat, IHSG hanya mengalami penurunan sebanyak empat kali selama Januari. Merosotnya IHSG di mulai saat pembukaan pasar di awal tahun (2/1) yang merosot -0,22% ke level 6.181,18.

Selanjutnya, secara berturut-turut, IHSG mengalami pelemahan pada perdagangan Selasa (8/1) sebesar -0,39% ke level 6.262,85, pada Senin (14/1) sebesar -0,40% (di posisi 6.336,12), dan pada Rabu (23/1) yang merosot sebesar -0,27% (6.451,17).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×