Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Yudho Winarto
Vidio tercatat sebagai platform OTT dengan jumlah pelanggan berbayar terbanyak pada bulan April 2020 lalu dengan total pelanggan mencapai 600.000, mengalahkan Netflix dan juga Viu. Pendapatan dari segmen digital ini pun masih bertumbuh positif sekitar 8% YoY di 1H20.
“Dibandingkan dengan OTT lain dari luar negeri seperti Netflix, SCMA memiliki keunggulan kompetitif pada konten lokal dan juga kemampuan untuk memproduksi konten tersebut menggunakan sumber internal. Sejalan dengan hal ini, saya memperkirakan tren positif dari Vidio ini masih dapat dipertahankan ke depannya,” kata Rendy kepada Kontan.co.id, Selasa (13/10).
Secara umum, Rendy menilai pada paruh kedua tahun ini kinerja SCMA akan mengalami perbaikan. Namun, ia memperkirakan perbaikan tersebut masih belum mampu bertumbuh setinggi di 2019. Barulah pada tahun depan, harapan perbaikan kinerja SCMA akan semakin menjanjikan.
Hal tersebut seiring dengan kembali pulihnya aktivitas ekonomi dengan adanya vaksin Covid-19. Pemulihan aktivitas ekonomi ini akan berdampak positif terhadap permintaan iklan dari perusahaan-perusahaan pengiklan seperti e-commerce dan FMCG yang mendominasi penjualan iklan televisi di sektor media, termasuk di SCMA sebagai market leader.
“Selain itu, saat ini dengan menurunnya permintaan iklan secara umum, maka permintaan iklan lebih terkonsentrasi pada market leader seperti SCMA, sehingga posisi market leader ini menjadi keunggulan kompetitif dibandingkan dengan peers,” sambung Rendy.
Sementara, Christine mengungkapkan, pendapatan SCMA terus mengalami perbaikan semenjak Juli seiring banyak e-commerce yang menggelar acara live.
Baca Juga: IHSG Hari Ini Merosot, Asing Jual Saham BBCA dan SCMA, Mulai Borong TLKM, TBIG, TOWR
SCMA berhasil mengamankan banyak kontrak acara live (1-2 jam blocking time) seiring SCMA menawarkan iklan dalam berbagai platform, mulai dari TV, event management, OTT, dan online.
Christine memproyeksikan SCMA akan membukukan pendapatan sebesar Rp 5,07 triliun dengan laba bersih Rp 1,20 triliun pada tahun ini. Sementara untuk tahun depan, diperkirakan akan mengantongi pendapatan Rp 5,49 triliun dengan laba bersih Rp 1,31 triliun
Christine pun merekomendasikan untuk Trading Buy SCMA dengan target harga Rp 1.440 per saham. Sementara Rendy merekomendasikan untuk Buy saham SCMA dengan target harga Rp 1.430 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News