kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.889   41,00   0,26%
  • IDX 7.203   61,60   0,86%
  • KOMPAS100 1.107   11,66   1,06%
  • LQ45 878   12,21   1,41%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 449   6,54   1,48%
  • IDXHIDIV20 540   5,97   1,12%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 135   0,73   0,55%
  • IDXQ30 149   1,79   1,22%

Analis: Indeks saham syariah masih stagnan di 2018


Senin, 27 November 2017 / 08:50 WIB
Analis: Indeks saham syariah masih stagnan di 2018


Reporter: Riska Rahman | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa indeks saham konstituen di Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil mengejar pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang tahun ini. Meski begitu, ada beberapa indeks yang ternyata belum mampu mencetak pertumbuhan tinggi layaknya indeks SRI-KEHATI, LQ45, IDX30, BISNIS-27, dan KOMPAS100.

Dua indeks saham syariah, Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) dan Jakarta Islamic Index (JII), serta satu indeks saham infrastruktur, SMInfra18, belum mampu mengejar pertumbuhan IHSG. Pertumbuhan ketiga saham ini masih berada di kisaran angka 5% hingga 6% sepanjang tahun 2017 ini.

Lambatnya pertumbuhan ketiga indeks saham ini menurut Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas Kevin Juido disebabkan oleh absennya saham sektor keuangan dalam indeks ini. Sebab saham bank merupakan penggerak indeks-indeks saham lainnya.

"Peraturan saham syariah yang tidak memperbolehkan saham bank masuk ke dalam daftar indeks ini jadi penyebab mengapa pertumbuhan JII dan ISSI tidak setinggi indeks saham lainnya. Indeks SMInfra yang tidak memasukkan saham bank ke dalamnya pun turut membuat indeks ini tak mampu tumbuh pesat di tahun ini," ujar Kevin kepada KONTAN, Sabtu (25/11).

Namun, komitmen pemerintah untuk membangun infrastruktur di tahun depan diperkirakan mampu mengangkat indeks SMInfra18 yang kebanyakan diisi oleh saham-saham di sektor konstruksi dan infrastruktur.

Terkait indeks saham syariah, Kevin melihat pertumbuhan indeks JII bisa didorong oleh saham PT United Tractors Tbk (UNTR) lantaran sektor pertambangan yang diharapkan bisa tumbuh pesat di tahun 2018 nanti.

Perbaikan daya beli masyarakat pun bisa menggerakkan indeks ini yang kebanyakan diisi oleh saham di sektor konsumer seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Sayangnya pertumbuhan indeks ISSI dipandang Kevin tak akan terlalu menarik di tahun depan. "Indeks ini sering mengalami perubahan. Selain itu, jumlah sahamnya yang terlalu banyak serta adanya saham lapis kedua yang tidak terlalu likuid membuat indeks ini tak akan tumbuh terlalu tinggi di 2018," terang Kevin.

Senada, Head of Research OSO Sekuritas Riska Afriani melihat pergerakan indeks saham syariah di tahun 2018 akan cenderung stagnan. Saham bank yang masih akan jadi penggerak membuat dua indeks saham halal ini tak mampu tumbuh terlalu tinggi di tahun depan.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×