Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Mengawali bulan oktober kemarin (1/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami profit taking bersamaan tren jual pada pasar global. Namun, analis menilai, profit taking tersebut merupakan respon indeks atas beberapa indikator yang sudah overbought.
Kepala Riset Indosurya Securities Tonny W Setiadi menyebut, beberapa katalis positif dan data dalam negeri yang cukup bagus sehingga berkemungkinan menjaga pergerakan IHSG di daerah positif atau bahkan mencoba menorehkan level tertinggi baru.
"Grafik teknikal IHSG memperlihatkan bahwa pergerakan IHSG masih tetap berada dalam daerah positif," ujar Tonny, Selasa (2/10).
Tonny memperhatikan, IHSG masih membutuhkan koreksi lagi untuk bisa meneruskan tren naik dengan kekuatan yang cukup. Dia melanjutkan, di tengah aksi profit taking di semua sektor kemarin, terlihat investor masih melakukan akumulasi untuk saham-saham di sektor pertambangan, barang konsumsi, dan infrastruktur.
Untuk perdagangan saham hari ini (2/10), Tonny memprediksi, IHSG masih akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat. "Kisaran pergerakan pada range 4.230-4.300," imbuh Tonny.
Adapun beberapa saham yang dinilai Tonny masih menarik untuk aksi short term trading yakni dengan tren kuat serta risiko dan volatilitas tinggi antara lain GIAA, BISI, dan BMTR.
Analis Andalan Artha Advisindo (AAA) Securities, Andy Wibowo Gunawan juga memprediksi, ada kecenderungan IHSG menguat pada perdagangan hari ini. Salah satu sentimen positif yang dapat mengerek IHSG adalah Wall Street yang ditutup naik pada perdagangan pasar saham global tadi malam.
Andy memperkirakan IHSG akan bergerak pada kisaran 4.177-4.275, dengan rekomendasi teknikal jual pada saham BBTN, SMCB dan MNCN. "Sedangkan untuk saham GGRM sebaiknya ditahan dulu (hold)," tambah Andy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News