Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Bursa Amerika ditutup bervariasi pada perdagangan Kamis (13/8) kemarin. DJIA ditutup menguat 0,03% ke level 17.408,25, sedangkan S&P500 dan NASDAQ melemah masing-masing 0,13% dan 0,21%.
Kepanikan pasar sudah reda menghadapi devaluasi Yuan. Pelemahan indeks AS dipimpin oleh saham-saham bluechip dan energi. “Hal ini berkorelasi dengan harga minyak WTI, di mana kembali jatuh ke level USD 41,88/bbl (-0,83%),” kata analis BNI Securities Ricard Jerry, Jumat (14/8).
Di Eropa, indeks ditutup dengan kecenderungan menguat, di mana CAC40 Prancis menguat 1,25% ke level 4.986,85, sedangkan DAX Jerman menguat 0,82% ke level 11.014,63. Investor Eropa masih memperhatikan perkembangan devaluasi Yuan dan Yunani.
Di Asia, indeks bergerak ke teritori positif, di mana indeks Shanghai menguat 1,76% ke level 3.954,56, sedangkan NIKKEI 225 menguat 0,99% ke level 20.595,55. Indeks Asia tetap menguat meskipun data pembelian mesin di Jepang mencatatkan penurunan 7,9% di bulan Juni.
Sedangkan, kemarin Kamis (13/8) IHSG ditutup menguat 2,34% ke level 4.584,25. Namun, investor asing masih mencatatkan net sell sebesar Rp 1,17 triliun, di mana diimbangi oleh aksi beli investor lokal sebesar Rp 2,75 triliun.
Sektor aneka industri memimpin kenaikan indeks (+4,94%), disusul dengan agribisnis (+4,2%). Sedangkan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS menguat setelah melemah dalam beberapa hari ini, yaitu di level Rp 13.768/USD (+0,23%).
“Kami memperkirakan indeks cenderung rawan short-term profit taking, maka kami memperkirakan indeks akan bergerak konsolidasi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News