Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mencapai rekor tertinggi di level 5.914,02 pada pekan ini. Beriringan, sejumlah saham juga mencetak rekor baru. Namun, aksi profit taking akan jadi tantangan pasar usai mencetak rekor.
Catatan KONTAN, sejumlah saham yang sempat menyentuh rekor all time high yaitu Bank Central Asia Tbk (BBCA), Adaro Energy Tbk (ADRO), Unilever Indonesia (UNVR), dan Telekomunikasi Indonesia (TLKM).
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menilai, ketika harga terus naik, yang patut diperhatikan adalah soal profit taking. “Sekarang jadi pertanyaan kapan investor domestik ini akan melakukan profit taking, karena kan pada suatu saat mereka harus exit juga,” tuturnya.
Saat ini, Edwin melihat valuasi bursa Indonesia sudah mulai mahal. Dengan IHSG berada di sekitaran level 5.890, menurutnya price to earning ratio (PER) hampir mencapai 24,9 kali. PER forward tahun ini pun melebihi PER forward empat tahun terakhir.
“Kalau 4 tahun terakhir kan PE forward 16,03 kali. Sementara current PE, untuk PE forwardnya sekitar 16,7 kali. Menurut saya secara valuasi sudah cukup mahal,” ujar Edwin.
Selain soal valuasi yang sudah cukup tinggi, keluarnya investor asing turut mempengaruhi. Ketika, pemodal asing keluar dari bursa dalam negeri, katalis kenaikan harga berkurang. Karena itu, menurut Edwin, sebelum Desember, profit taking tidak dapat dihindari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News