Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melanjutkan penguatannya, walau tadi malam Dow Jones Industrial Average (DJIA) mencatatkan penurunan. Penurunan DJIA terjadi setelah The Federal Reserve (The Fed) memutuskan tidak adanya program Quantitative Easing (QE) tahap III.
Analis Astronacci International, Gema Goeyardi meyakini, tren bullish IHSG masih akan berlangsung hingga dua minggu ke depan. Jika IHSG membentuk area higher high selanjutnya, maka secara teknikal, gerakan IHSG menjadi sideways.
Untuk itu, dalam rangka menghadapi kemungkinan tersebut, Gema meyarankan investor untuk memperhatikan saham-saham dari sektor konsumer dan ritel sebagai bagian dari portofolio. Dia juga menganjurkan untuk menghindari pembelian pada saham-saham komoditas yang cenderung memiliki tingkat volatilitas yang tinggi. "Kecuali Anda ingin menggunakan kesempatan ini untuk melakukan strategi hit and run trading," lanjutnya, Kamis (21/6).
Secara teknikal, Gema melihat, saat ini IHSG akan memenuhi formasi AB=CD sebagai bagian dari pola bullish flag yang telah terbentuk, hingga menuju target penguatan selanjutnya di sekitar level 3.985-4.000 untuk perdagangan saham, Kamis (21/6). Dalam rangka mengantisipasi tren bullish dari IHSG ini, Gema mulai melihat potensi penguatan pada saham-saham konsumer dan ritel, dengan SSIA dan MAPI sebagai salah satu kandidat potensial.
"Kita juga sedang menantikan penguatan yang berpotensi terjadi ASII dan bersiap melakukan pembelian pada saat terjadi breakout pada pola symmetrical triangle," tambah Gema.
Analis Sinarmas Sekuritas, Jansen Kustianto juga memiliki pendapat yang sama. Dia menjelaskan, pada perdagangan hari Kamis (21/6), secara teknikal indeks berpotensi untuk melanjutkan penguatan pada kisaran 3.925-3.980. "Saham-saham yang dapat diperhatikan untuk day trading antara lain PTBA, BBRI, TLKM, CTRS," kata Jansen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News