Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kenaikan permintaan komoditas di China memberikan sinyalemen positif bagi harga komoditas. Setidaknya, hal itu tampak pada pergerakan harga nikel. Nah, akibat lonjakan harga nikel, analis menilai, PT Vale Indonesia (INCO) juga akan terciprat keuntungan.
Frederick Daniel, Analis PT Indo Premier Sekuriatas dalam risetnya mengatakan bahwa tren penurunan persedian nikel akan terus berlanjut. Memang, lanjutnya, penguatan harga nikel belum akan terlihat dalam kinerja INCO pada kuartal II maupun akhir tahun ini. "Namun, kami menjadi lebih optimis kinerja ke depan INCO karena prospek bullish harga nikel dalam jangka panjang," ujar Frederick.
Dia berasumsi, prospek harga nikel jangka panjang dipertahankan di harga US$ 11 per ton. Namun, pertumbuhan jangka panjang harga nikel disesuaikan dari 3% per tahun menjadi 5% per tahun.
Selain didukung harga nikel yang akan mengalami perbaikan, Frederick bilang, saham ini layak dibeli lantaran manajemen yang inisiatif mengefisiensi biaya penurunan konsumsi HSFO, yang telah turun dari 36,5 barel per ton produksi nikel matte pada 2010 menjadi hanya 20,1 barel per ton pada 2016.
Frederick merekemondasikan beli saham ini dengan target harga yang sudah direvisi. Sebelumnya target harga Rp 2.350, dan saat ini target harga Rp 2.800 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News