Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencantumkan 20 emiten dalam IDXHidiv20 sejak Februari lalu. Daftar ini akan diubah pada Juli nanti.
Sejumlah analis menilai emiten pembagi dividen dalam indeks ini menarik. Namun investor tetap harus mencermati beberapa faktor.
Tambahan informasi konstituen indeks IDXHidiv20 dipilih berdasarkan konsistensi membagikan dividen tunai selama tiga tahun terakhir serta memiliki rata-rata harian nilai transaksi reguler untuk periode tiga bulan sekali lebih dari Rp 1 miliar.
Adapun rata-rata dividen yield, rata-rata harian nilai transaksi regular dan kapitalisasi pasar free float pada periode evaluasi juga dihitung sebagai bobot tambahan.
Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama menjelaskan dividen akan menarik jika lebih dari 2,5%.
“Misalnya saja di antara 20 konstituen, PT Matahari Departement Store (LPPF) yield-nya paling besar yakni 9,4% dengan payout ratio sebesar 85%,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (13/6).
Disusul PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yield dividennya 9% dengan payout ratio 99,8%. Kemudian pendatang baru di IDXHidiv20 PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memberikan dividen yield 8% dan payout ratio-nya 75%.
Kepala Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma menjelaskan konstituen yang masuk dalam indeks ini merupakan emiten yang rutin bagi dividen. “Investor juga bisa melihat payout ratio yang tinggi karena menarik,” jelasnya.
Misalnya saja emiten rokok PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) membagikan dividen dengan payout ratio 100%. Artinya seluruh laba bersih yang diperoleh di tahun buku 2018 dibagikan untuk dividen.
Selain itu ada juga emiten PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang membagikan dividen dengan payout ratio 100%.
Menurut Suria walau INTP sebenarnya bagus dan tidak ada utang, tapi investor juga harus mencermati saat ini industrinya sedang oversupply.
“Sehingga performa menurun karena terjadi juga perang harga karena banyaknya pemain-pemain baru,” ujarnya.
Kendati demikian, Analis HP Sekuritas Liza Camelia Suryanta mengingatkan kepada investor jangan terbuai dengan yield dan payout ratio yang tinggi.
“Dividen ini sebagai pedang bermata dua, maksudnya bisa memberikan untung tapi setelah itu mendatangkan kerugian,” jelasnya.
Menurut Liza setelah ex date biasanya harga saham akan turun sebesar dividen yang dibagikan. Saham pembagi dividen yang menarik haruslah punya potensi rebound yang cepat setelah ex date.
Liza memilih emiten sektor perbankan yang sedang merasakan hawa segar setelah tiga bank besar yakni BBNI, BMRI, dan BBRI yang tingkat surat utangnya ditetapkan baik oleh S&P. Selain itu kebijakan moneter terkait penurunan suku bunga juga menjadi katalis positif terhadap sektor ini.
“Beberapa emiten di saham perbankan yang menarik dicermati saat ini adalah BTN dan BBNI,” ujarnya.
Liza bilang saham BBTN dalam waktu dekat sudah mencapai level resistance di Rp 2.700 sehingga investor menunggu pullback di rentang Rp 2.570 –Rp 2.500.
Adapun saham BBNI lebih baik diambil di sekitar Rp 8.500 nanti jika sudah di atas Rp 8.800 investor bisa tambah beli dengan tujuan target harga Rp 9.000-Rp 9.300.
Sedangkan Suria merekomendasikan PT Gudang Garam (GGRM) direkomendasikan beli dengan target harga Rp 90.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News