kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Analis: BI perlu antisipasi sebelum rupiah menembus Rp 14.200 per dollar


Selasa, 19 Februari 2019 / 11:22 WIB
Analis: BI perlu antisipasi sebelum rupiah menembus Rp 14.200 per dollar


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah dibuka melemah sebesar 0,09% pada pembukaan pasar spot Selasa (19/2). Melansir Bloomberg, pukul 10:00 WIB, kurs rupiah dibanderol Rp 14.120 per dollar AS, atau melemah sebanyak 13 poin dari posisi sebelumnya di level Rp 14.107 per dollar AS.

Sementara itu, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), pagi ini turut melemah sebesar 0,09% di level Rp 14.119 per dollar AS, dari posisi sebelumnya di Rp 14.106 per dollar AS.

Analis Asia Tradepoint Future, Deddy Yusuf Siregar menjelaskan pagi ini belum ada data domestik yang berdampak pada rupiah. Pelaku pasar, saat ini memusatkan perhatian pada rapat The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) yang akan berlangsung minggu ini.

"Begitu pula dengan kelanjutan dari perundingan dagang antara Amerika Serikat dan China," ujarnya pada Selasa (19/2).

Pertemuan The Fed, diprediksi masih akan memberikan sinyal dovish mengingat perlambatan ekonomi global yang terjadi.

Sementara institusi pemerintahan AS juga berangsur dibuka kembali karena Presiden AS Donald Trump, sudah menekan anggaran yang diajukan parlemen terkait pembangunan tembok perbatasan.

"Dengan kondisi ini, pelaku pasar bisa cenderung masih berhati-hati, dan kembali berlindung pada dollar AS sebagai safe haven," tambah Deddy.

Di sisi lain, Rapat Dewan Gubernur Indonesia (RDGI) juga akan dilaksanakan minggu ini. Bisa dipastikan, menurut Deddy, pihak mereka tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 6%.

"Perlu pula untuk memperhatikan harga komoditas, sebab Indonesia sangat bergantung dari pergerakan harga komoditas seperti CPO dan batubara, keduanya sedang bearish. Harga minyak yang terus merangkak, bisa menjadi penyebab Current Account Deficit (CAD)melebar," jelasnya.

Dirinya melanjutkan, jika rupiah menembus Rp 14.200 per dollar AS, kondisi ini tak menutup kemungkinan akan terus menyebabkan pelemahan rupiah sampai level 14.500-an. "Sebelum itu terjadi maka Bank Indonesia wajib mengintervensi," tuturnya.

Dengan demikian, Deddy memproyeksikan pelemahan rupiah secara tipis akan terjadi di kisaran Rp 14.100 per dollar AS - Rp 14.180 per dollar AS pada perdagangan hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×