Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Rupiah diprediksi akan bergerak stabil dengan kecenderungan melemah hingga rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS).
Rully Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk menyebutkan, pelaku pasar masih menanti data tenaga kerja AS bulan Februari yang dirilis akhir pekan ini. Data tersebut menjadi pertimbangan terakhir The Fed sebelum memutuskan kebijakan suku bunga dalam pertemuan pekan depan.
Angka Non Farm Payroll (NFP) AS diprediksi bertambah sebesar 185.000 atau lebih rendah dari bulan sebelumnya 227.000. Lalu tingkat pengangguran diprediksi turun menjadi 4,7% dari sebelumnya 4,8%.
"Namun sebenarnya, apa pun hasilnya, kemungkinan tidak akan berpengaruh pada keputusan The Fed minggu depan," kata Rully.
Rully memperkirakan suku bunga The Fed akan naik sebesar 25 basis poin menjadi 1%. Kenaikan suku bunga akan mengangkat nilai tukar dollar ASÂ sehingga berimbas pada melemahnya mata uang garuda.
Sebelum rilis NFP, rupiah kemungkinan akan tetap stabil dengan kecenderungan melemah. "Dari dalam negeri belum ada perkembangan signifikan," imbuhnya.
Di Pasar Spot, Rabu (8/3) kurs rupiah stagnan di level Rp 13.350 per dollar AS. Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan rupiah menguat tipis 0,07% di level Rp 13.340 per dollar AS dibanding sehari sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News