Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Setelah sempat menguat pada awal pekan kemarin, dalam perdagangan Selasa (7/3) valuasi mata uang Garuda hanya mampu bergerak stabil di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Meski pada awal sesi sempat mengalami penguatan, tetapi menjelang penutupan nilai tukar rupiah mulai mengalami pelemahan.
Di pasar spot nilai tukar rupiah terhadap dollar tercatat stabil di level Rp 13.350 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sementara jika mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia mata uang Garuda masih mengalami penguatan 0,1% ke level Rp 13.350 per dollar AS.
Josua Pardede, ekonom PT Bank Permata Tbk mengatakan untuk saat ini rupiah masih terpengaruh pada pernyataan beberapa pejabat The Fed mengenai rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS. Apalagi probabilitas kenaikan suku bunga di bulan Maret ini telah meningkat hingga kisaran 90% -96%.
“Namun sebenarnya pasar sudah bersiap sehingga pengaruhnya tidak terlalu besar. Buktinya beberapa hari terakhir pergerakan mata uang di Asia cenderung mengalami penguatan,” terangnya kepada KONTAN, Selasa (7/2).
Sementara itu dari dalam negeri laju pelemahan rupiah juga ditopang dari optimisme kenaikan cadangan devisa untuk bulan Februari. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memproyeksikan cadangan devisa akan meningkat dari posisi bulan lalu sebesar US$ 116,9 miliar.
Keyakinan ini didukung oleh penerimaan valas dari sektor migas dan aliran modal asing yang masuk. “Inilah yang membatasi sentimen kenaikan suku bunga The Fed sehingga rupiah bisa stabil,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News