Reporter: Amalia Fitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap dollar Australia berkat data inflasi inti atau core CPI AS periode Januari. Indeks core AS tercatat stabil di level 0,2%.
Mengutip data dari Bloomberg, Selasa (19/2) pasangan mata uang AUD/USD pukul 18:00 WIB, harus melemah di level 0,7113 atau turun sebesar 0,24% dari posisi sebelumnya di level 0,7130.
Menurut analis PT Astronacci International Anthonius Edyson, pelemahan dollar Australia juga terjadi karena kebijakan The Reserve Bank of Australia (RBA) tidak berubah.
Berdasarkan Bloomberg, Australia saat ini berada dalam situasi yang tidak biasa dengan penurunan harga rumah di Sidney dan Melbourne.
Petinggi RBA berpendapat, mustahil bila hal tersebut dapat dilaksanakan dengan suku bunga pinjaman rendah, lapangan pekerjaan yang kuat, dan pertumbuhan ekonomi yang solid.
Akibatnya, dewan gubernur RBA harus menghabiskan beberapa waktu lagi untuk meninjau implikasi pasar perumahan untuk prospek ekonomi.
Setelah RBA merilis risalah pertemuan kebijakan tersebut, mata uang yang kerap menjadi barometer sentimen risiko global ini turun sebesar 0,2%.
Di sisi lain, dollar AS makin mendapat angin karena ketegangan perang dagang dengan China mereda.
"Sentimen positif ini membuat dollar AS menguat terhadap dollar Australia," ujar Edyson pada Kontan.co.id.
Edyson melanjutkan, pergerakan dollar AS dan dollar Australia masih berada dalam bearish trend.
Secara teknikal, pasangan kedua mata uang ini masih berada di bawah Moving Average dan membentuk double top.
"Secara ideal, aksi sell on strength dapat menjadi pilihan strategi trading," tutur Edyson.
Menurut Edyson, pelemahan tipis dollar Australia masih akan berlanjut di kisaran 0.7037, 0.6976 per dollar AS - 0.7257, 0.7202 per dollar AS pada perdagangan, Rabu (20/2) besok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News