Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) akan menjajaki alternatif pendanaan lewat pinjaman perbankan dan obligasi untuk melanjutkan ekspansi ke depan. Hal itu dilakukan setelah perseroan membatalkan rencana penawaran umum perdana (Initial Publik Offering/IPO) anak usahanya PT Ciputra Residence.
Tulus Santoso, Direktur dan Sekretaris Perusahaan CTRA mengatakan akan mencari dana sebesar Rp 500 miliar. "Kita menjajaki pinjaman bank dan obligasi, mana yang lebih bagus dan menguntungkan," ungkapnya di Jakarta, Selasa (8/9).
CTRA telah resmi membatalkan rencana IPO Ciputra Residence lantaran kondisi ekonomi ekonomi yang kurang mendukung. Tulus mengatakan jika kondisi pasar masih belum bagus lebih baik tidak dilakukan IPO.
Sebelumnya, Ciputra Residences berencana IPO semester II ini dengan menggunakan laporan keuangan Juni 2015. Perusahaan properti ini disebut-sebut akan melepas 20% saham dengan target dana Rp 1 triliun.
Dengan pembatalan tersebut, CTRA tidak jadi memperoleh dana segar untuk memperkuat modal kerja sehingga perseroan harus mencari alternatif pendanaan lain untuk mencukupi kebutuhan dana ke depan. Maklum, kas dan setara kas perseroan periode Juni 2015 hanya tercatat sebesar Rp 2,72 triliun.
Sementara kebutuhan dana untuk menggeber sejumlah proyek baru masih sangat besar. Tahun ini, Group Ciputra berencana meluncurkan 12 proyek baru dengan investasi ditaksir sekitar Rp 9 triliun. Lima Proyek akan diluncurkan CTRA yakni Citra Garden Hill Samarinda, citra garden city Malang, Citraland Cileungsi, proyek mix use di Fatmawati dan Citraplaza Kemayoran.
Sementara anak usahanya PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) akan meluncurkan empat proyek baru yakni proyek Citraland Lampung, Citraland Kendari, office tower ciputra world Surabaya dan proyek reklamasi Losari Makassar. Lalu PT Ciputra Property Tbk (CTRP) akan merilis tiga proyek baru yakni Resort The Nivata Bali, Ascot Service Residence dan Ciputra Internasional Office tower II.
Hingga saat ini baru dua proyek yang sudah dirilis yakni gedung perkantoran Ciputra World Office Tower Surabaya seluas 20.000 meter persergi (m2) dan Resort The Nivata Bali seluas 6 ha. Perseroan akan terus memantau perkembangan pasar untuk mencari waktu yang tepat dalam merilis proyek barunya.
Tulus mengungkapkan, secara kesiapan dari perseroan proyek-proyek tersebut sebenarnya sudah bisa diluncurkan. Hanya saja, kondisi pasar yang tidak mendukung membuat perseroan lebih berhati-hati meluncurkan produk. "Kita akan tunggu sampai Oktober untuk kaji target," ujarnya.
Selain menjajaki alternatif pendanaan, CTRA juga memangkas anggaran capex tahun ini sebesar 30% dari Rp 2 triliun menjadi Rp 1,4 triliun guna menjaga neraca kas. Sementara serapan capex sementer I sudah mencapai Rp 1,16 triliun yang digunakan untuk investasi di properti dan akuisisi lahan.
Tulus mengatakan, pemangkasan tersebut dilakukan dengan membatasi pembelian tanah. Setiap tahun CTRA menargetkan bisa mengakuisisi 100 hektare (ha). Namun, dengan pemangkasan ini akuisisi lahan tahun ini diperkirakan hanya sekitar 70 ha-80 ha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News