Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS membuat beberapa emiten khawatir terhadap fluktuasi laporan keuangannya. Namun tidak dengan PT Tri Banyan Tirta Tbk (ALTO). Perusahaan air minum ini sama sekali tak mengempit utang dalam valuta asing.
Edwin Kosasih, Sekretaris Perusahaan ALTO menyampaikan bahwa ALTO tak memiliki utang bank maupun obligasi dalam bentuk dollar, euro, yen, yuan, atau mata uang asing lainnya sampai akhir tahun lalu. Hal tersebut tercantum dalam laporannya ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, (9/1).
Pada kuartal ketiga 2014, ALTO memeluk utang bank sebesar Rp 547,98 miliar. Utang tersebut terdiri dari Rp 306,73 miliar kepada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan Rp 241,24 miliar kepada PT Bank Permata Tbk (BNLI).
Di situ, ALTO mencatatkan utang jangka pendek senilai Rp 157,95 miliar. Rinciannya, Rp 52,15 miliar dari BCA dan Rp 105,44 miliar dari Permata. Kemudian, utang bank jangka panjang ALTO adalah Rp 390,39 miliar.
Pekan ini, saham ALTO ditutup memerah 1,15% ke posisi Rp 343.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News