Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Yudho Winarto
“Hingga akhir tahun 2019, kami masih lebih positif di kelas aset saham, dengan pertimbangan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi global akan menjadi salah satu alasan dana asing kembali masuk ke Indonesia, sebagai negara berkembang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi lebih baik dibandingkan dengan negara maju,” jelas Head of Wealth Management & Client Growth Commonwealth Bank Ivan Jaya, Kamis (12/9).
“Selain itu faktor penting lainnya adalah dengan terpilihnya presiden baru, dan juga pemindahan ibu kota baru, maka umumnya akan ada misi pembangunan baru yang juga akan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Sehingga, untuk nasabah dengan profil risiko growth masih dapat mempertahankan alokasi saham sebesar 70% di dalam portofolio,” tambahnya.
Baca Juga: OJK awasi reksadana investor tunggal, ini tanggapan manajer investasi
Bekerjasama dengan Sucor Asset Management sejak bulan lalu, Commonwealth Bank turut melakukan distribusi atas jenis reksadana ini yang diberikan nama Sucorinvest Equity Fund. Prospek dari jenis reksadana ini disebutkan dapat memberikan imbal hasil sebesar 79,27%.
“Oleh karena itu, kami memutuskan memulai kerja sama dalam mendistribusikan reksadana di bawah kelolaan Sucorinvest Asset Management yaitu Sucorinvest Equity Fund di mana secara kinerja produk ini memberikan imbal hasil sebesar 79,27% dalam 3 tahun terakhir, sementara tolok ukur IHSG memberikan imbal hasil sebesar 26,75% (data per Juni 2019),” jelas Ivan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News